Perkembangan teknologi informasi di Indonesia telah mendisrupsi cara kerja bisnis di seluruh dunia. Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI memproyeksikan ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh mencapai nilai valuasi sebesar Rp 4.531 Triliun pada 2030 mendatang atau sekitar 42% dari nilai ekonomi digital ASEAN. Hal ini menuntut bisnis untuk bergerak lebih cepat.
Mengamati hal tersebut, SAP Indonesia perusahaan penyedia solusi proses bisnis, berkomitmen meningkatkan kesadaran transformasi digital melalui implementasi cloud computing agar bisnis menjadi lebih lincah serta adaptif mengantisipasi perkembangan teknologi dan tantangan masa depan.
Secara sederhana, cloud computing adalah memindahkan komputasi lokal (on-premise) ke internet (cloud) yang dilakukan antara antara pelaku bisnis, sebagai cloud consumer, dan perusahaan teknologi, sebagai cloud provider.
Banyak manfaat yang ditawarkan cloud computing, seperti akses data yang cepat, meningkatkan kolaborasi, dan penghematan biaya operasional. Teknologi cloud dapat membantu perusahaan dalam skala apapun untuk mempercepat transformasi digital dengan mengintegrasikan data dan proses bisnis yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Akses teknologi inovatif ini sekarang dapat diraih oleh bisnis berskala UKM, dimana sebelumnya hanya tersedia untuk perusahaan dengan skala besar.
Rian A. Sagara, Industry Business Architect SAP Indonesia meyakini transformasi digital penting dilakukan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengembangkan bisnis mereka agar bisa beradaptasi dan berinovasi secara cepat terhadap perkembangan teknologi.
“Implementasi teknologi cloud memberi banyak manfaat bagi UKM, seperti meningkatkan produktivitas secara efektif dan efisien, menumbuhkan kolaborasi antar tim, serta memberi keamanan dan transparansi data. Dengan proses lebih efisien, bisnis akan menjadi lebih cerdas dan sustainable,” jelas Rian.
Pada pelaksanaan Konferensi G20 di Bali awal November lalu, transformasi digital menjadi salah satu topik bahasan. Sebagaimana tertuang dalam poin 25 dan 26 dalam G20 Bali Leader's Declaration, perkembangan teknologi menjadi kunci utama pemulihan dan pemberdayaan di berbagai sektor, salah satunya ekonomi.
Pengembangan kemampuan dan literasi digital dibutuhkan untuk mendukung percepatan perkembangan bisnis untuk dapat membangun suatu ekosistem bisnis yang efisien serta mendatangkan dan membuka kesempatan baru ekonomi masa depan. Transformasi digital yang dilaksanakan secara bertahap di Indonesia salah satunya memanfaatkan sistem cloud computing untuk memungkinkan efektifitas kerja dan mengurangi business cost.
Sebenarnya, cloud computing bukan hal baru di dunia bisnis, kehadirannya sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu. Kini, semakin menjadi sorotan disebabkan bertambahnya strategi marketing yang didorong data dan meningkatnya pekerjaan bersifat remote (jarak jauh). Menurut Flexera, Pendapatan penyedia cloud telah meningkat lima kali lipat pada tahun 2015 hingga 2020, dan mereka telah meningkatkan investasi belanja modal lebih dari tiga kali lipat untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
“Biaya operasional pun lebih efisien karena lebih fleksibel – layanan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan; tidak perlu memiliki dan memperkirakan kebutuhan infrastruktur domestik seperti server. Dengan menggunakan cloud computing, sumber daya bisa dialokasikan ke kebutuhan lain agar efisiensi operasional semakin meningkat serta perusahaan, termasuk UMKM bisa lebih pada fokus bisnis mereka,” tutur Rian.
Tersimpannya data di cloud menyebabkan seluruh dokumen tetap aman ketika terjadi bencana atau hal-hal di luar dugaan. Hal ini juga memungkinkan karyawan bekerja secara jarak jauh, karena data dapat diakses dari mana dan kapan saja. Tidak perlu khawatir terjadi penurunan produktivitas karena perkembangan juga dapat dipantau secara real-time. Letak geografis pun bukan lagi hambatan sehingga memudahkan untuk merekrut bakat terbaik yang dibutuhkan perusahaan.
Meski demikian, terdapat hal yang sering menjadi perhatian dalam implementasi teknologi ini, yaitu keraguan terkait keamanan. Namun, perkembangan terus dilakukan oleh penyedia layanan cloud untuk mendukung keamanan cyber, didukung dengan kerangka keamanan yang sesuai dengan standar kepatuhan, regulasi, dan manajemen risiko untuk menciptakan kepercayaan data, keamanan dan perlindungan privasi.
“Tidak lupa kami terus mendorong budaya dan pola pikir security-minded di sepanjang rantai pengguna. Dengan demikian, proses transformasi digital melalui pengembangan dan transisi menuju layanan berbasis cloud lebih aman,” jelas Rian.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pola pikir mengenai pemanfaatan teknologi secara efektif sangat penting, agar tercipta, ekosistem yang mendukung, sehingga dampaknya dapat dirasakan dengan maksimal.
Sebagai tindak lanjut dari keberhasilan adaptasi teknologi cloud untuk setiap kegiatan ekonomi di Indonesia, saat ini telah tersedia banyak opsi penyedia layanan cloud seperti SAP.
Lebih lanjut, Rian menjelaskan bahwa sudah menjadi misi SAP untuk mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia berlari lebih cepat menuju proses digitalisasi dengan membantu memodernisasi proses bisnis dan mewujudkan tujuan keberlanjutan yang dapat dikelola oleh kecerdasan berbasis data yang ditawarkan SAP. Oleh sebab itu, perusahaan termasuk UMKM tidak perlu ragu mengadaptasi teknologi cloud untuk peningkatan efektivitas dan keberlanjutan usaha.
“Saya berharap dengan transisi ke layanan berbasis cloud di tengah era digital, perusahaan dapat mengoptimalkan upayanya menjadi lebih gesit dan berkelanjutan. Untuk itu, kami akan membantu dengan menyediakan pelayanan yang sesuai untuk mempercepat transformasi digital Indonesia,” tutup Rian.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR