Kehadiran berbagai contoh artificial intelligence di berbagai industri tidak sekadar mentransformasi proses, tapi juga mengubah sektor ketenagakerjaan. Adakah bidang pekerjaan yang “aman” dari AI?
Saat contoh-contoh artificial intelligence mulai bermunculan, tak sedikit orang yang bersikap skeptis terhadap teknologi ini. Salah satu alasannya adalah kekhawatiran bahwa artificial intelligence (AI) akan menggantikan peran pekerja manusia.
Baca juga: Apa Itu Teknologi Artificial Intelligence?
Seorang venture capitalist yang pernah mengembangkan artificial intelligence untuk Microsoft and Google, Kai-Fu Lee, mengatakan bahwa artificial intelligence akan menggantikan 40% dari pekerja di seluruh dunia dalam kurun waktu 15 tahun lagi.
"Saya percaya [AI] akan mengubah dunia lebih dari apa pun dalam sejarah umat manusia. Lebih dari listrik," ujar Lee dalam acara CBS “60 Minutes” tiga tahun lalu.
Sementara itu, melalui laporan yang berjudul “The Future of Jobs Report 2020”, World Economic Forum memprediksi sebanyak 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh mesin berbasis AI pada tahun 2025.
Baca juga: Lagi Viral, Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Conversational AIyang dikembangkan oleh OpenAI, ChatGPT bisa menjadi contoh yang mudah dipahami tentang kemampuan AI dalam melakukan berbagai pekerjaan, seperti menulis puisi dan esai; menulis, debugging, dan menjelaskan kode program; membuat konten dalam banyak bahasa; menjelaskan aneka topik, dan sebagainya.
Di sisi lain, organisasi dan perusahaan pada gilirannya mau tak mau harus memanfaatkan AI dan automation karena teknologi ini akan membantu pekerja manusia melakukan tugasnya dengan lebih efektif.
Kekhawatiran tentang AI menggantikan pekerjaan manusia memang beralasan. Namun bukan berarti, kita lantas panik menghadapi situasi ini. Saat ini AI, robot, dan automation lebih banyak dimanfaatkan untuk pekerjaan yang membutuhkan pekerja dalam jumlah banyak, berulang, dan memakan waktu yang lama.
Lantas bidang-bidang pekerjaan apa yang “aman” dari jamahan AI? Pada dasarnya kemampuan berpikir dan kreativitas adalah kelebihan manusia dari mesin. Oleh karena itu, pekerjaan yang melibatkan pengambilan keputusan yang bersifat kritis, berbasis pengetahuan, dan interpretasi strategis belum akan diambilalih oleh AI atau diotomatisasi, setidaknya dalam waktu dekat ini.
Pekerjaan yang mengharuskan pekerja membangun hubungan dengan klien, pelanggan, atau pasien juga tidak dapat begitu saja digantikan oleh AI dan automasi. Juga pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Namun dalam beberapa hal, AI dapat membantu pekerja manusia melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Source | : | The Economic Times,medium.com |
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR