Kedua, pengguna sekarang sangat mobile, dengan mereka beralih dari tempat kerja tradisional yang memiliki akses tetap dan terpusat ke perangkat seluler dan terdesentralisasi.
Pengguna juga dapat menggunakan lebih dari satu perangkat sekaligus dan berada jauh dari server pusat aplikasi.
Dan terakhir, penyerang menjadi lebih mahir dalam mengeksploitasi kekurangan dalam aplikasi.
Perusahaan harus memiliki tim keamanan yang siaga untuk menangani seluruh siklus hidup sebuah aplikasi, mulai dari pengembangan ke penerapan hingga pengoperasian yang sedang berlangsung, karena lanskap keamanan terus berubah dan menimbulkan risiko.
Dibutuhkan keterampilan yang lebih luas di berbagai teknik dan alat yang menjangkau seluruh susunan teknologi.
Dan sebagai perusahaan layanan jasa keuangan, kehilangan data pelanggan akan menjadi pertanda buruk bagi organisasi.
Jadi dengan semua tantangan yang disebutkan di atas merujuk pada pertimbangan, apakah arsitektur perusahaan Anda saat ini memungkinkan Anda berkembang dalam ekonomi digital?
Apakah sudah memperhitungkan ancaman baru terhadap bisnis Anda serta peluang baru yang sebelumnya tidak ada?
Sebagai bisnis di dunia jasa keuangan, kita harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan telah diperhitungkan untuk kemajuan perusahaan, dan tidak hanya tercermin melalui infrastruktur, tetapi juga arsitektur bisnis itu sendiri.
Baca Juga: Akamai: Serangan Siber Terhadap FSI di Asia Pasifik Lampaui Amerika
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR