Pendekatan itu konon dipelopori bukan oleh OpenAI, tapi oleh unit DeepMind milik Google.
"Jadi ini ada sejarah lengkapnya," tutur LeCun, yang mengacu pada ChatGPT.
Di poin lain dalam pertemuan itu, LeCun berkata, "Anda mungkin mengajukan pertanyaan, mengapa tidak ada sistem serupa dari, katakanlah, Google dan Meta?," merujuk lagi ke ChatGPT.
"Dan, jawabannya adalah, Google dan Meta sama-sama sedang rugi besar karena mengeluarkan sistem yang mengada-ada," ujar LeCun sambil tertawa.
Terlepas dari itu, dia mengonfirmasi bahwa perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu akan menerapkan AI untuk berbagai tujuan di masa mendatang.
"Apakah kita akan melihat ini dari Meta? Ya, kita akan melihatnya. Dan bukan hanya pembuatan teks, tetapi juga alat bantu kreasi, termasuk "seni generatif”. Menurut saya ini akan menjadi hal yang besar," ungkap LeCun.
Baca Juga: Rilis Azure OpenAI, Microsoft Akan Buka Akses ChatGPT untuk Pengembang
Baca Juga: Bosan dengan ChatGPT? Coba Lima Chatbot Super Cerdas Berikut Ini
Baca Juga: Setelah ChatGPT Kini Muncul VALL-E, Artificial Intelligence yang Bisa Tiru Suara Orang dalam 3 Detik
Baca Juga: Lagi Viral, Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR