Beberapa penyedia cloud memfasilitasi tren ini dengan menempatkan fasilitas cloud mereka berdekatan untuk meminimalkan latensi. Hal ini memastikan bahwa pelanggan yang menggunakan layanan dari kedua penyedia mendapatkan waktu respons yang cepat.
Oracle Interconnect for Azure, misalnya, membantu perusahaan seperti IntegraLife Sciences dan Mestec menjalankan beberapa aplikasi di kedua cloud tersebut.
2. Bisnis Menuntut Pilihan yang Tepat
Penggunaan istilah "hybrid", atau sekarang lebih dikenal dengan “distributed” cloud juga mulai populer. Pada layanan ini perusahaan dapat menjalankan beban kerja di luar public cloud dan lainnya di pusat data yang dikendalikan perusahaan. Ini biasanya dilakukan untuk kepatuhan, peraturan, kinerja, atau alasan lainnya.
Perpaduan ini tepat digunakan bagi perusahaan yang harus memisahkan data perusahaan dan/atau pelanggan, tetapi juga ingin tetap melakukan proses data analitik ataupun menaikkan beban kerja yang intensif ke public cloud sesuai dengan kebutuhan.
Akan tetapi perpaduan ini dinilai cukup rumit karena organisasi harus dengan hati-hati menyeimbangkan teknologi yang diterapkan di infrastruktur cloud seperti on-premises, private, dan public cloud.
Skenario distributed cloud saat ini harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan interoperabilitas dan tata kelola yang baik sejak awal.
Kesimpulannya adalah bahwa para penyedia layanan cloud harus dapat memenuhi tuntutan bisnis dan peraturan dari pemerintah dibandingkan menyarankan untuk melakukan migrasi data dan aplikasi hanya kepada penyedia layanan cloud tertentu.
3. Semua Orang Menginginkan Cloud Yang Berdaulat
Teknologi cloud yang modern kini hadir lebih dari satu layanan dan ukuran karena banyak negara dan wilayah yang membutuhkan layanan cloud sesuai dengan kebutuhan.
Banyak dari negara tersebut memiliki aturan kedaulatan data yang mengamanatkan bahwa data disimpan dan diproses di dalam negeri, bukan dikirim ke AS atau kota di luar perbatasan mereka.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR