Strategi keamanan tanpa kepercayaan dapat membantu organisasi meningkatkan ketahanan dunia maya dan mengelola risiko lingkungan bisnis yang terputus.
Di Amerika Serikat sendiri telah menerapkan strategi federal zero trust architecture (ZTA), yang mewajibkan lembaga untuk memenuhi standar dan objektivitas keamanan siber tertentu pada akhir 2024 untuk memperkuat pertahanan pemerintah terhadap ancaman kampanye yang terus semakin canggih.
4. Keberlanjutan adalah Kewajiban Bisnis
Memahami dampak energi dan karbon dari suatu perusahaan bukanlah hal mudah dan dibutuhkan studi data secara besar.
Inovasi seperti otomatisasi dapat memungkinkan perusahaan untuk membuat barang yang mereka jual dengan input yang lebih sedikit sehingga berdampak pada rantai pasokan dan penggunaan energi.
“Skala data keberlanjutan yang perlu dikumpulkan perusahaan memerlukan bantuan teknologi yang lebih canggih, memahami jejak enegi dan karbon dari aset perusahaan juga dapat menjadi rumit, kami di IBM percaya bahwa teknologi seperti otomatisasi dapat memberikan kemampuan kepada organisasi dan perushaan untuk mendapat lebih sedikit input untuk menghasilkan apapun yang mereka tawarkan,” Cin Cin Go menjelaskan.
Ia menambahkan, “Kami juga mencatat bahwa perusahaan tidak akan mengetahui apa kinerja berkelanjutan mereka kecuali mereka dapat membuat dasar atau landasan dan mengukurnya, karena lebih sedikit input yang dibutuhkan untuk satu unit output, lebih sedikit pula energi yang digunakan sehingga akan menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca”
Sebanyak 44% CEO mengatakan bahwa saat ini mereka tidak memiliki kemampuan untuk menerjemahkan data keberlanjutan menjadi wawasan yang dapat membantu mereka memenuhi target lingkungan.
Untuk itu, IBM menghadirkan solusi seperti Envizi untuk membantu perusahaan mengotomatiskan pengumpulan dan konsolidasi ratusan jenis data di bawah kerangka kerja pelaporan Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diakui secara internasional.
5. Tenaga Kerja Digital untuk Masa Depan
IBM meyakini, semakin sedikit orang yang memasuki dunia kerja dan semakin sedikit orang yang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mendorong transformasi digital ke depannya.
Munculnya 'karyawan digital' yang mengandalkan teknologi AI dan otomatisasi terbaru untuk berkolaborasi dengan para pekerja cerdas dan mengotomatisasi tugas-tugas lain untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan mereka.
Dengan begitu, perusahaan perlu meningkatkan dan mengintensifkan pelatihan keterampilan karyawan mereka yang sudah mengetahui budaya dan proses perusahaan mereka.
Cin Cin Go menyebutkan “Untuk mendukung peningkatan keterampilan karyawan digital, IBM menghadirkan program SkillsBuild untuk membantu siswa, pencari kerja, dan organisasi memilih pengalaman belajar yang tepat bagi mereka.”
IBM SkillsBuild dirancang untuk memberi para calon profesional berbagai sumber daya yang kuat tanpa biaya untuk membantu mendorong karir yang lebih baik.
Pada akhir 2022, SkillsBuild telah menawarkan lebih dari 1.000 kelas interaktif terkait keamanan siber, analisis data, komputasi awan, dan disiplin teknis lainnya, serta kelas untuk membangun keterampilan seperti kolaborasi dan presentasi dalam berbagai bahasa secara gratis.
Cin Cin juga menambahkan, “Selain itu, bersama dengan Dicoding School di Indonesia meluncurkan program Indonesia New Collar and Skill Accelerator Center, ditambah juga dengan pengadaan beasiswa dalam berbagai kelas/topik.”
Baca Juga: Profil Roy Kosasih, Presiden dan Direktur IBM Indonesia yang Baru
Baca Juga: Canggih! Smartwatch ini Pakai Artificial Intelligence IBM Watson
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR