IBM secara resmi mengumumkan penunjukan Roy Kosasih sebagai Presiden dan Direktur IBM Indonesia yang baru. Di posisi barunya ini, Roy akan memainkan peran penting dalam mendorong investasi strategis dan kolaborasi IBM dengan pemerintah, bisnis, mitra, dan pelaku ekonomi digital lainnya.
Roy Kosasih bukan nama baru di dunia bisnis dan teknologi. Karirnya telah merentang selama 25 tahun di berbagai perusahaan, seperti Grundfos, ABB, dan GE. Sebelum hijrah ke IBM Indonesia, Roy menjabat sebagai President Director Honeywell untuk kawasan Indonesia dan Filipina.
Penunjukan Roy ini tidak lepas dari jejak gemilangnya dalam mengembangkan bisnis di Indonesia. “Roy memiliki pengalaman kepemimpinan serta jaringan industri, yang dikombinasikan dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan bisnis dan teknologi organisasi lokal,” ungkap Agnes Heftberger, General Manager and Technology Leader untuk Australia, Asia Tenggara, Selandia Baru, dan Korea Selatan. “Keunggulan ini menempatkan IBM dan mitra kami dalam posisi strategis di Indonesia yang memiliki pertumbuhan tercepat di kawasan,” tambah Agnes.
Dalam memimpin IBM Indonesia, Roy akan didampingi Cin Cin Go yang menjabat sebagai Technology Leader IBM Indonesia. Cin Cin Go sendiri bergabung dengan IBM Indonesia sejak akhir 2021, dan disebut berhasil mendorong bisnis IBM Indonesia secara signifikan. Kini, duo Cin Cin dan Roy akan bekerjasama untuk memastikan pertumbuhan bisnis IBM Indonesia.
Roy sendiri mengaku bersemangat menerima tantangan di posisi barunya ini. “Saya senang bergabung dengan IBM dan bekerja dengan kolega dan mitra yang memiliki semangat yang sama untuk membantu bisnis lokal mempercepat perjalanan digital mereka. Kami akan turut memastikan seluruh komunitas di Indonesia memiliki keterampilan digital yang penting untuk sukses di dunia saat ini,” kata Roy.
Meneruskan Momentum IBM
Bisnis IBM sendiri dalam satu tahun terakhir terbilang impresif. Pendapatan mereka di kuartal tiga 2022 naik 6% dibanding periode sebelumnya. Harga sahamnya pun naik sekitar 10% selama tahun 2022 kemarin. Kenaikan ini menjadi spesial di tengah penguatan nilai US Dollar serta tech winter yang dihadapi perusahaan teknologi global.
Di bawah kepemimpinan Arvind Krishna, IBM kini fokus menggarap solusi di area hybrid cloud dan Artificial Intelligence. Hybrid cloud menjadi penting karena saat ini banyak perusahaan banyak yang mengadopsi public cloud dengan tetap mempertahankan infrastruktur on-premise. Kebutuhan ini pun dijawab IBM melalui solusi Cloud Paks yang memudahkan perusahaan untuk melakukan migrasi dan mengelola hybrid cloud-nya.
Sementara di sisi AI, IBM mengandalkan solusi hyperautomation untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Hyperautomation sendiri adalah solusi yang menggabungkan automation dengan AI. Kombinasi ini memperluas proses proses bisnis yang dapat diotomatisasi, tidak lagi terbatas pada proses yang simpel. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, hyperautomation disebut akan menjadi solusi yang dicari banyak perusahaan.
Jadi boleh dibilang, IBM memiliki modal bagus untuk mengembangkan bisnisnya, termasuk di Indonesia. Menarik untuk melihat bagaimana kiprah IBM Indonesia di bawah kepemimpinan Roy Kosasih.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR