IDC baru saja mengungkapkan prediksinya akan belanja edge computing di dunia untuk tahun 2023 dan sesudahnya melalui rilis. IDC memprediksikan belanja edge computing global akan terus bertumbuh signifikan setidaknya sampai tahun 2026 yang akan datang. Kemampuan komputasi yang terletak di edge, lebih dekat dengan tempat data diciptakan dibandingkan kemampuan komputasi yang terletak pada pusat cloud, menawarkan sejumlah kelebihan. Dua di antaranya adalah latensi yang lebih rendah dan penggunaan bandwidth koneksi yang lebih efisien. Kelebihan-kelebihan edge computing ini tentunya mendorong meningkatnya belanja yang dimaksud.
"Edge computing telah menjadi mainstream," kata Dave McCarthy (Research Vice President, Cloud and Edge Infrastructure Services, IDC). "Kemampuan untuk mendistribusikan berbagai aplikasi dan data ke lokasi-lokasi di lapanan adalah suatu elemen kunci untuk kebanyakan inisiatif transformasi digital. Sejalan dengan para vendor melebarkan aneka set fitur yang ada dan membuat berbagai tawaran baru yang spesifik untuk edge, konsumen mengakselerasi rencana-rencana adopsi mereka," tambahnya.
Pada tahun ini, IDC memproyeksikan belanja edge computing di dunia akan bertumbuh sebesar 13,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, IDC memproyeksikan belanja edge computing di dunia akan sebesar US$208 miliar. Besarnya pertumbuhan edge computing global ini diyakini IDC akan terus terjadi dengan laju yang mirip sampai tahun 2026. Pada tahun 2026 tersebut, IDC memprediksikan belanja edge computing global akan mencapai hampir US$317 miliar.
IDC menambahkan bahwa dirinya telah mengidentifikasi lebih dari empat ratus kasus penggunaan yang telah diberi nama untuk edge computing pada berbagai industri dan domain. Tiga kasus penggunaan yang diperkirakan akan mendapatkan investasi terbesar pada tahun 2023 adalah content delivery network, virtual network function, dan multi-access edge computing. Ketiganya akan memiliki porsi hampir 20% dari seluruh belanja edge computing di dunia pada tahun 2023. Ketiganya adalah fundamental bagi penyedia layanan edge computing.
Sementara, untuk perusahaan yang menggunakan, termasuk sektor publik, kasus penggunaan dengan belanja terbesar pada tahun 2023 antara lain adalah production asset management, autonomic operation, omni-channel operation, freight monitoring, dan augmented customer service agent. Secara keseluruhan, kasus-kasus penggunaan itu akan memiliki porsi lebih dari 10% dari seluruh belanja edge computing global pada tahun 2023.
"Meksipun berbagai angin haluan berbeda memengaruhi perilaku belanja para pembeli, khususnya di Eropa, edge computing tetap salah satu area investasi yang paling ulet dan menarik, bertumbuh secara global dengan laju digit ganda selama lima tahun yang akan datang," sebut Alexandra Rotaru (Senior Research Analyst, Data & Analytics Group, IDC). "Aneka metrik yang berhubungan dengan kemampuan yang ditingkatkan dari inovasi, kinerja, pengalaman pelanggan, atau cyber security akan membolehkan perusahaan-perusahaan di berbagai belahan dunia untuk meningkatkan bujetnya dan membangun berbagai infrastruktur edge baru," pungkasnya.
KOMENTAR