Group-IB mengumumkan telah bergabung dengan Asia Pacific Computer Emergency Response Team (APCERT). Langkah ini disebut Group-IB dapat meningkatkan kecepatannya dalam merespons ancaman cyber security terhadap pelanggan maupun kawasan Asia Pasifik secara keseluruhan.
Bergabungnya Computer Emergency Response Team (CERT) dari Group-IB (CERT-GIB) menjadikannya sebagai mitra korporasi (Corporate Partner) pertama dan organisasi kedua dari Singapura, yang pertama adalah SingCERT, yang diterima dalam komunitas APCERT. APCERT sendiri merupakan konsosium terbesar Computer Emergency Response Team (CERT) di kawasan Asia Pasifik.
Dengan kolaborasi ini, Group-IB berharap dapat meningkatkan kesiapannya dalam mengidentifikasi dan merespons ancaman cyber security, serta melakukan mitigasi terhadap dampaknya terhadap pelanggan dan operasi bisnis.
Interaksi tim tanggap darurat (CERT) Group-IB dengan APCERT sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. CERT Group-IB merupakan anggota terakreditasi dari komunitas CERT lainnya, seperti Forum of Incident Response and Security Teams (FiRST), Trusted Introducer, dan Organisation of The Islamic Cooperation (OIC) CERT sehingga tim ini kerap bertukar intelijen dengan anggota APCERT.
Sebagai bagian dari konsorsium APCERT, CERT-GIB akan memperoleh akses penuh terhadap platform internal APCERT untuk berbagi informasi sesama anggota sehingga Group-IB dapat meningkatkan waktu untuk menghapus/menutup infrastruktur jahat dan sumber-sumber phishing yang di-hosting di yurisdiksi sesama CERT.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022, CERT-GIB berhasil mengidentifikasi lebih dari 5.700 server command and control (C&C) yang dimanfaatkan oleh para kriminal siber untuk mengelola malware dan website phishing. Lebih dari seperlima (21,3%) server tersebut di-hosting di kawasan Asia Pasifik. Penghapusan yang lebih cepat ini adalah penting dalam meminimalisasi kerusakan yang menimpa individu maupun organisasi.
Asia Pasifik sejak lama juga telah menjadi kawasan yang paling sering menjadi sasaran para aktor advanced persistent threat (APT), karena kawasan ini merupakan hub teknologi dan bisnis yang strategis. Antara paruh kedua 2021 dan paruh pertama 2022, Group-IB mendeteksi lebih dari 35 aktivitas APT di kawasan Asia Pasifik. Dan intelijen yang tepat waktu serta dapat ditindaklanjuti adalah komponen penting dalam memerangi musuh cyber security yang kian canggih.
Group-IB memiliki Unified Risk Platform, sebuah ekosistem solusi yang memahami threat profile dari setiap organisasi dan menyesuaikan sistem pertahanan secara real time. Dengan platform ini, CERT-GIB dapat mendeteksi operasi siber jahat secara dini dan berbagi indikator penting dengan pihak-pihak yang berkepentingan sebelum terjadi kerusakan parah.
Beroperasi 24/7, CERT-GIB berfungsi sebagai jalur pertolongan utama atas insiden yang dialami pelanggan, mitra Group-IB, dan siapa pun yang mungkin membutuhkan bantuan dengan segera. CERT-GIB juga bertanggung jawab menjangkau korban-korban kejahatan maya yang teridentifikasi.
“CERT-GIB akan semakin memperkuat kerja sama publik-swasta di APCERT. Ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam mengurangi ancaman dan insiden dunia maya. APCERT selalu terbuka bagi industri untuk menjadi bagian dari platform kolaboratif ini,” ujar Mohd Shamir Hashim, Chair of APCERT.
Sementara Dmitry Volkov, CEO Group-IB, menekankan pentingnya berbagi informasi tentang ancaman cyber security secara tepat waktu di tengah ancaman dunia maya terus berkembang dan semakin canggih.
“Bergabung dengan APCERT akan memungkinkan kami untuk berkolaborasi secara erat dan berbagi informasi secara cepat dengan CERT lain di kawasan ini untuk berkontribusi pada upaya kolektif dalam meningkatkan cyber security perusahaan-perusahaan Asia-Pasifik,” imbuhnya.
Shafique Dawood, Head of Business Development, Group-IB untuk Asia-Pacific, menyatakan bahwa langkah ini merupakan pencapaian signifikan perusahaan yang tengah mengekspansi kemampuannya untuk membantu para klien di seluruh dunia maupun di Asia Pasifik. “Semakin memperkuat upaya berkelanjutan kami dalam memerangi kejahatan dunia maya,” tegas Shafique Dawood.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR