Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mendorong dialog dan kolaborasi untuk kemajuan ekonomi digital dan ekonomi hijau pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM), Kamis (30/3/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Arsjad menekankan pentingnya transformasi digital dan keuangan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ekonomi global, kesenjangan keuangan, dan investasi hijau.
Pada sektor ekonomi hijau, Arsjad mendorong investasi ekonomi hijau melalui inovasi, penelitian dan pengembangan, investasi luar negeri, serta pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
Ia juga menekankan bahwa penting untuk memperluas inklusi keuangan dan literasi digital, terutama untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Dengan upaya ini, UMKM bisa mendapatkan akses ke modal usaha dan berpartisipasi lebih besar di pasar,” ungkap Arsjad seperti dikutip dari rilis resmi, Kamis (30/3/2023).
Untuk mengatasi kesenjangan investasi dalam proyek iklim di Asia Tenggara, Arsjad menilai terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan, yakni peningkatan investasi dalam proyek yang ramah lingkungan, kerjasama dalam menerapkan standar ISSB di seluruh ASEAN, serta membuat harmonisasi dan konsistensi tentang taksonomi ASEAN.
Selain itu, Arsjad menekankan pentingnya inisiatif blended finance yang dapat mendorong investasi swasta ke arah energi yang berkelanjutan. Dengan cara ini, ASEAN bisa mendapatkan keuntungan dan dampak yang lebih besar, serta return yang lebih baik yang sesuai dengan risiko investasi.
"Kebijakan dan regulasi, struktur keuangan yang inovatif, standardisasi dan transparansi, serta instrumen mitigasi risiko adalah kunci untuk mendorong investasi swasta di bidang energi yang berkelanjutan," kata Arsjad.
Dorong implementasi ASEAN QR Code
Selain upaya mendorong kemajuan ekonomi yang berkelanjutan, kepemimpinan ASEAN-BAC juga berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dalam mempromosikan sentralitas ASEAN dan inovasi menuju inklusivitas yang lebih besar.
Terdapat lima isu prioritas yang sudah teridentifikasi, yakni transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, penguatan sektor kesehatan, ketahanan pangan, dan fasilitasi perdagangan dan investasi.
Terbaru, ASEAN-BAC juga telah menghasilkan delapan proyek warisan yang bertujuan untuk memberikan dampak yang langsung, konkret, dan berkelanjutan bagi masyarakat, dengan pelaku UMKM sebagai penerima manfaat utama.
Salah satu proyek yang diunggulkan adalah ASEAN Quick Response (QR) Code untuk mempromosikan konektivitas pembayaran lintas negara. Proyek ini dilakukan di bawah pilar transformasi digital, serta ditangani langsung oleh Policy Manager ASEAN-BAC Yohanes Lukiman.
“Dengan kode QR, biaya transaksi lintas batas akan berkurang dibandingkan dengan metode pembayaran lain. Metode ini juga mampu meningkatkan customer experience, meminimalisir ketergantungan dan risiko terhadap nilai tukar asing melalui local currency settlement, serta memungkinkan UMKM untuk menerima pembayaran dari warga ASEAN mana pun,” kata Yohanes dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Petinggi ESG AC Ventures Wakili Modal Ventura di Gugus Tugas ESG KADIN
Terkait integrasi dan pelaksanaan di lapangan, Arsjad mengatakan bahwa pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari Sekretariat ASEAN, menteri keuangan, gubernur bank sentral, hingga pihak swasta sebagai promotor.
"Untuk mencapai tujuan ini, kami akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak terkait. Diharapkan, proyek ini mampu mendorong ekonomi yang berkelanjutan dan mengatasi tantangan keuangan di negara ASEAN," kata Arsjad.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR