Pasar fintech yang berkembang dengan pesat terlihat dari kehadiran para pemain baru yang bermunculan, bersama dengan perkembangan pemain terdahulu yang semakin mapan. Ekuitas dalam pasar ini ditentukan berdasarkan tingkat kematangan operator atau vertikal.
Kesepakatan pendanaan tahap awal (early-stage funding) menerima lebih dari 80% dari total modal yang diinvestasikan.
Pendanaan dari tahun 2020 hingga 2022 mencapai US$5,4 miliar atau 2,7 kali lebih banyak dari periode 2017 hingga 2019. Pertumbuhan dan monetisasi adalah fokus utama dalam putaran pendanaan seri D+.
Mengingat iklim ekonomi saat ini, investor kini mencari jalur yang jelas menuju profitabilitas sebelum mencapai seri D.
Lebih dari 80% kesepakatan pendanaan di sektor fintech yang terjadi sejak 2020 hingga 2022 terjadi pada tahap pendanaan awal sebelum mencapai seri C.
Hal ini menunjukkan dukungan yang kuat untuk inovasi awal. Kecenderungan ini kemungkinan akan terus mendorong inovasi dan mendisrupsi lanskap layanan keuangan yang ada.
"Seperti yang ditunjukkan oleh analisis komprehensif kami, industri fintech di Indonesia sedang booming, dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang luar biasa dari ekonomi digital negara ini," imbuh Sumit Kumar, Managing Director & Partner di Boston Consulting Group.
"Ini adalah waktu yang menarik untuk inovasi yang dipimpin oleh kebutuhan pelanggan, kolaborasi antara pemain fintech dan lembaga keuangan tradisional, badan regulasi, dan visi regulasi. Kami berharap, wawasan kami akan membekali pemain industri dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai ekosistem fintech, menempatkan mereka dalam posisi yang lebih kuat untuk merebut peluang baru dan memperoleh keunggulan kompetitif,” lanjut Sumit.
Baca Juga: Bantu Perusahaan Rintisan, AC Ventures Bentuk Komunitas Penasihat Ahli
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR