Chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT sukses menjadi alternatif mesin pencari di pasar dan meraup ratusan juta pengguna dalam sekejap. ChatGPT yang mampu memberikan informasi yang akurat dan ramah itu mengancam ekosistem bisnis Google yang saat ini masih menjadi raja dalam pasar mesin pencari dengan Google Chrome.
Google pun memperkenalkan chatbot tandingan ChatGPT yaitu Bard. Google pun harus memperkaya literasi dan kemampuan Bard untuk mampu menjawab pertanyaan para pengguna secara tepat sehingga kemampuannya mampu mengalahkan ChatGPT. Baru-baru ini, Google memindahkan karyawan yang bekerja di asisten virtual ke divisi AI yang fokus mengembangkan Bard.
Sissie Hsiao (Wakil Presiden dan Pimpinan Unit Bisnis Google Assistant) mengatakan perusahaan akan melakukan kebijakan restrukturisasi yang tujuannya menyempurnakan kemampuan chatbot AI Bard. Amar Subramanya (Wakil Presiden Teknik Asisten Google) akan memimpin upaya teknik untuk tim Bard.
"Kami harus bergerak cepat menyikapi dinamika persaingan di pasar. Restrukturisasi ini akan meningkatkan kemampuan Bard di pasar," katanya seperti dilansir Android Authority.
Google memiliki road map yang jelas dalam pengembangan AI termasuk layanan Bard dan Google Assistant. Nantinya, Google akan mengintegrasikan Bard ke semua produk yang muncul di Asisten Google, seperti speaker pintar Nest, ponsel Pixel, dan bahkan Android Auto.
Minta Bantuan Karyawan
Google pun langsung tancap gas menggenjot pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dengan meluncurkan layanan chatbot serupa yaitu Bard yang sama-sama berbasis AI.
Google mengklaim chatbot Bard jauh lebih canggih dan luwes dari ChatGPT karena Bard dirancang dengan super data Google yang besar.
Faktanya, Google Bard gagal memberikan kesan pertama yang menakjubkan karena salah menjawab pertanyaan anak kecil soal teleskop.
Kesalahan Bard itu membuat para investor dan pasar kecewa dan menilai Bard terlalu cepat diluncurkan tanpa ada pesiapan sedikitpun melawan ChatGPT. Dampaknya, nilai saham Google pun langsung anjlok seketika.
Tak mau dianggap produknya ciptaannya gagal, Sundar Pichai meminta semua karyawannya menghabiskan waktu dua hingga empat jam sehari untuk menguji Google Bard supaya hasilnya memuaskan dan akurat menjawab pertanyaan.
"Kami terus mencari masukan dari Googler untuk meningkatkan kecerdasan Bard," ungkap juru bicara Google dalam menanggapi email yang bocor itu kepada Gizmodo.
Source | : | Android Authority |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR