Terra Drone Indonesia, perusahaan pemanfaatan teknologi drone, berhasil menyelesaikan proyek survei garis pantai sepanjang 1.080 km.
Proyek tersebut dilakukan untuk kebutuhan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG), lembaga pemerintah non-kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan drone untuk mengambil gambar dari udara, dan bertujuan untuk menyediakan data Digital Elevation Model (DEM) sebagai acuan dalam pembentukan data garis pantai.
Proyek survei garis pantai ini dilaksanakan selama 5 bulan, dari September 2022 hingga Januari 2022, dengan wilayah proyek meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan Kepulauan Riau.
Dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, Terra Drone Indonesia melakukan survei pendahuluan terlebih dahulu dari data area of interest (AOI) yang diberikan oleh BIG, sebagai langkah perencanaan dalam pelaksanaan proyek. Namun, pada saat pelaksanaan proyek,
Terra Drone Indonesia mengalami beberapa kendala yang cukup besar. Kendala tersebut didominasi oleh tiga hal, yaitu musim hujan yang menyebabkan pengoperasian drone terhambat, lokasi yang harus ditempuh melalui jalur laut di mana transportasi kapal umum tidak beroperasi setiap hari yang membuat mobilisasi cukup terhambat, dan perizinan terbang pada lokasi kerja yang cukup rumit, karena area kerja memasuki ruang udara milik Singapura.
Meski mengalami kendala tersebut, Terra Drone Indonesia berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai standar BIG.
Michael Wishnu Wardana, Managing Director Terra Drone Indonesia mengungkapkan “Proyek survei garis pantai ini menjadi salah satu bukti bahwa teknologi drone dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam proyek survei garis pantai untuk memperoleh data yang akurat dan efisien.”
Drone yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah drone Quantum System Trinity F90+, drone fixed wing yang dapat terbang 90 menit, memiliki sistem failsafe yang sangat tinggi yang dapat meminimalisir kesalahan operasi terbang oleh operator
Dibandingkan dengan metode konvensional, drone dapat menyelesaikan proyek ini jauh lebih cepat dan data yang dihasilkan lebih akurat.
Jika menggunakan metode konvensional atau darat, project ini bisa selesai dengan memakan waktu lebih lama.
Baca Juga: Indonesia Adopsi Teknologi dari UEA untuk Produksi Drone Tempur
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR