Studi MIT mengungkapkan temuan menarik dari pemanfaatan ChatGPT pada produktivitas pekerjaan kantoran.
Tak sedikit orang yang bersikap skeptis terhadap kehadiran ChatGPT. Ada sejumlah kekhawatiran mereka terhadap chatbot AI ini, seperti dijadikan alat nyontek dan menggantikan peran pekerjaan manusia.
Nah, hasil studi dua kandidat PhD di bidang Ekonomi di MIT ini setidaknya memberikan gambaran yang lebih positif tentang ChatGPT. Sebagai catatan, hasil penelitian ini belum melalui tahap telaahan sejawat (peer review).
Penelitian yang berjudul "Experimental Evidence on the Productivity Effects of Generative Artificial Intelligence," oleh Shakked Noy dan Whitney Zhang ini meminta 444 pekerja kerah putih dari bidang marketing, penulisan hibah, analisis data, dan sumberdaya manusia untuk melakukan tugas menulis dan menyunting. Responden dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang menggunakan ChatGPT dan tidak menggunakan ChatGPT.
Responden mengerjakan tugas sesuai bidangnya selama 20-30 menit. Kemudian hasilnya dinilai oleh para evaluator yang juga disesuaikan bidangnya.
Studi ini melihat kecepatan hasil, kualitas hasil, dan peran sebenarnya yang dimainkan ChatGPT (apakah itu menggantikan, menambah, atau justru membingungkan pekerjaan).
Nah, bagaimana hasilnya? Kelompok yang menggunakan ChatGPT 37% lebih cepat menyelesaikan tugas (17 menit vs 27 menit) dengan tingkat kualitas yang kurang lebih sama. Dan ketika responden mengulang pekerjaan untuk meningkatkan hasilnya, kualitas hasil kerja kelompok ChatGPT meningkat signifikan.
Dengan kata lain, ChatGPT dapat mempercepat pekerjaan tanpa mengorbankan kualitas hasil dan lebih memudahkan pengguna dalam memperbaiki pekerjaan dengan cepat.
Selanjutnya, responden diminta mengerjakan sejumlah tugas dalam waktu yang sudah ditentukan. Hasilnya, "volume produksi" meningkat dengan kualitas yang relatif tetap konstan.
Kemudian para responden diminta “mengulangi” pekerjaan mereka untuk meningkatkan kualitas dan sekali lagi kelompok ChatGPT mengungguli kelompok yang lain.
Penelitian ini memperlihatkan, kelompok ChatGPT dapat mencetak kualitas yang lebih tinggi di awal dan setelah beberapa iterasi, kedua kelompok mulai terlihat imbang. Meski begitu, 68% kelompok ChatGPT mengirimkan hasil hanya dari satu permintaan/ query. Hal ini memperlihatkan bahwa ChatGPT mengurangi upaya secara dramatis (misalnya, orang tidak perlu banyak mengulang/iterasi untuk mendapatkan jawaban yang lebih baik dan lebih baik).
Bagaimana ChatGPT digunakan oleh responden? Tool ini dimanfaatkan responden untuk melakukan brainstorming dan membuat draf awal dan responden lebih aktif menggunakannya dalam proses editing akhir.
Source | : | Josh Bersin |
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR