Setelah kebocoran data, Samsung juga meminta staf menggunakan alat AI generatif di tempat lain “untuk tidak mengirimkan informasi atau data pribadi apa pun yang terkait dengan perusahaan,” yang dapat mengungkapkan kekayaan intelektualnya, menurut memo yang ditinjau oleh Bloomberg.
Salah satu masalah yang dicatat Samsung adalah sulit untuk "mengambil dan menghapus" data di server eksternal, dan data yang dikirimkan ke layanan AI generatif tersebut dapat diungkapkan kepada pengguna lain.
Berdasarkan survei internal Samsung pada bulan April lalu, sekitar 65% peserta mengatakan menggunakan alat AI generatif memiliki risiko keamanan.
Di sisi lain, OpenAI yang merupakan perusahaan pengembang ChatGPT juga telah bekerja untuk memperbaiki beberapa masalah di layanannya.
Baru-baru ini, layanan ChatGPT juga kembali diperbolehkan beroperasi di Italia setelah OpenAI memenuhi tuntutan regulator setempat dan akan memperkenalkan kontrol privasi terbarunya.
Seperti diketahui, sebelumnya ChatGPT sebelumnya diblokir sementara di Italia karena masalah privasi pengguna.
Baca Juga: Cara Menggunakan ChatGPT dalam Bahasa Indonesia, Gratis dan Mudah
Baca Juga: Sempat Diblokir, Akhirnya Italia Kembali Buka Akses ChatGPT
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR