Saat ini banyak perusahaan yang sudah mengadopsi solusi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang lebih menggunakan chatbot AI ChatGPT daripada menggunakan tenaga manusia.
Dengan teknologi AI, perusahaan dapat membuka potensi para karyawan. Satya Nadella (Chairman dan CEO Microsoft) mengatakan teknologi AI akan menghapus kebosanan kerja dan melepaskan kreativitas.
"Alat-alat AI akan menghadirkan peluang besar untuk mengurangi utang digital, mendorong kompetensi AI, dan memberdayakan karyawan," ujarnya seperti dikutip situs resmi perusahaan.
Sebuah survei yang mencakup 31 negara dan melibatkan 31.000 mengungkap tiga wawasan penting yang menuntut perhatian para pemimpin bisnis saat mereka memulai adopsi AI yang cepat dan bertanggung jawab. Studi itu melibatkan triliunan sinyal produktivitas do Microsoft 365 dan tren tenaga kerja dari LinkedIn Economic Graph,
Pertama, Beban Utang Digital Menghambat Inovasi. Utang digital, arus data, email, rapat, dan notifikasi yang sangat banyak, telah melampaui kemampuan kita untuk memprosesnya secara efektif.
Hampir dua pertiga (64%) dari individu mengakui bahwa mereka tidak memiliki waktu dan energi yang cukup untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan mereka. Akibatnya, individu-individu ini 3,5 kali lebih mungkin untuk menghadapi hambatan dalam mendorong inovasi dan terlibat dalam pemikiran strategis.
Kedua, karyawan lebih antusias akan AI yang meringankan beban kerja mereka daripada takut kehilangan pekerjaan. Sementara 49% mengungkapkan kekhawatiran tentang AI yang mengganggu keamanan kerja, 70% dengan penuh semangat mendelegasikan tugas kepada AI, mengakui potensinya untuk meringankan beban.
"Sangat menarik bahwa orang-orang lebih bersemangat tentang AI yang dapat menyelamatkan mereka dari kejenuhan daripada mereka khawatir AI akan menghilangkan pekerjaan mereka," kata Adam Grant, seorang penulis laporan studi tersebut.
Survei ini menjelaskan sejauh mana orang mencari bantuan AI di berbagai domain. Mayoritas (76%) merasa nyaman menggunakan AI untuk tugas-tugas administratif, sementara 79% dan 73% menerima keterlibatan AI dalam pekerjaan analitis dan kreatif.
Individu juga mencari dukungan AI dalam mencari informasi dan jawaban (86%), meringkas rapat dan item tindakan (80%), dan merencanakan jadwal harian mereka (77%).
Ketiga, menggunakan teknologi AI sebagai kopilot menuntut pendekatan baru dalam bekerja, sehingga membutuhkan bakat AI yang baru. Berkolaborasi secara harmonis dengan AI, memanfaatkan bahasa alami, akan menjadi bagian integral dari pekerjaan kita seperti halnya internet dan komputer pribadi.
Profesi Prospek Cerah
Pengembangan inovasi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sangat masif pada tahun ini. Perusahaan raksasa teknologi menjadikan AI sebagai fokus utama pengembangan teknologinya.
Apalagi, kesuksesan OpenAI yang memperkenalkan chatbot ChatGPT ikut mengerek popularitas AI. OpenAI memperkenalkan teknologi chatbot AI terbaru GPT-4 yang langsung diadopsi Microsoft di dalam platformnya.
Accenture mengungkapkan kehadiran language model seperti ChatGPT-4 akan mendorong popularitas AI karena model bahasa itu mampu telah memecahkan kode pada kompleksitas bahasa. Teknologi AI pun akan memegang peranan penting di dunia kerja dan akan mengubah dunia tenaga kerja dalam lima tahun ke depan.
Dalam riset bertajuk Future of Jobs Report 2023 yang dipublikasi World Economic Forum, ada 10 pekerjaan yang paling diminati dan dibutuhkan seiring dengan teknologi AI yang makin populer.
Dari laporan Future of Jobs Report 2023, spesialis AI dan pembelajaran mesin (machine learning), ilmuwan dan analis data, dan spesialis transformasi digital adalah pekerjaan yang paling dicari.
Jumlah ahli AI dan machine learning melonjak 40 persen pada 2027. Sementara kebutuhan untuk peran seperti analis data atau spesialis data meningkat 30-35 persen, serta analis keamanan informasi meningkat sebesar 31 persen.
Inovasi teknologi AI bakal menciptakan 2,6 juta lapangan kerja baru. Riset Future of Jobs Report 2023 dari World Economic Forum.
Paling Aman
OpenAI sukses memperkenalkan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT yang mampu meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan pekerjaan manusia.
Bahkan, ada beberapa perusahaan yang telah memecat para pegawainya dan mengganti dengan ChatGPT yang jauh lebih efisien. Sebuah studi University of Pennsylvania dan OpenAI mengungkapkan ada 80 persen tenaga kerja AS dapat terpengaruh dengan kehadiran ChatGPT.
"Individu yang memegang gelar Sarjana, Magister, dan profesional lebih berisiko kehilangan pekerjaan akibat ChatGPT," tulis laporan tersebut seperti dikutip Metro.
Pekerjaan yang paling berisiko dengan kehadiran ChatGPT adalah matematikawan, penyusun pajak, analis kuantitatif keuangan, penulis dan pengarang, desainer interface web dan digital, pembuat teks simultan, pengoreksi, penanda salinan, akuntan, auditor, analis beita, jurnalis, dan asisten administrasi.
Sementara pekerjaan yang paling aman dengan interfensi ChatGPT adalah operator alat pertanian, atlet, mekanik mesin otomatis, tukang bangunan, koki, petugas kantin, bartender, pencuci piring, pemasang dan perbaikan saluran listrik, tukang kayu, pelukis, tukang pipa, tukang jagal, dan tukang batu.
Bakal Gantikan Guru
Kehadiran ChatGPT sangat membantu dunia pendidikan baik untuk tenaga pengajar dan siswa dalam mengajar dan belajar.
Salah satu pendiri Microsoft Bill Gates memprediksi teknologi AI generatif seperti ChatGPT dapat menggantikan peran guru dan bekerja sebaik manusia dalam waktu dekat.
"ChatGPT akan membantu anak-anak belajar membaca dan menulis dalam 18 bulan ke depan," katanya.
Bill Gates mengatakan ChatGPT akan menjadi solusi murah untuk orang tua yang kurang mampu membayar uang sekolah yang mahal.
ChatGPT dapat menjadi tutor manusia dan dapat berdialog membantu siswa serta memahami kekurangan mereka. Teknologi AI akan membantu siswa meningkatkan cara mereka saat belajar menulis dan membaca.
"Teknologi AI terbaru akan membantu para guru dan memberikan saran dalam menulis," ujarnya.
Guru virtual dengan teknologi GPT-4 mampu memudahkan siswa belajar matematika, sains, dan humaniora dari segala usia. Tidak hanya itu, Proyek Khanmigo juga dapat berfungsi sebagai pelatih menulis.
"Teknologi AI memiliki potensi yang besar untuk menyelesaikan beberapa masalah paling mendesak di dunia," ucapnya.
Secara keseluruhan, Bill Gates meyakini bahwa AI akan memainkan peran penting di masa depan pendidikan. Chatbot berteknologi AI dan guru virtual akan menjadi alat penting bagi siswa dari segala usia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR