CEO SoftBank Group Masayoshi Son mengungkapkan bahwa ia adalah 'pengguna berat' layanan ChatGPT besutan perusahaan OpenAI.
"Saya mengobrol dengan ChatGPT setiap hari - saya adalah pengguna berat," kata Masayoshi Son kepada pemegang saham anak perusahaan telekomunikasi SoftBank Group.
Son juga mengatakan bahwa dia berbicara dengan CEO OpenAI Sam Altman, 'hampir setiap hari'.
Menurut Bloomberg, Masayoshi Son belum pernah tampil di depan publik dalam tujuh bulan terakhir dan dijadwalkan akan melakukannya pada pertemuan pemegang saham tahunan SoftBank Group hari ini (20/6/2023.
Sementara itu, CEO OpenAI, Sam Altman, diketahui tengah melakukan tur keliling dunia, termasuk ke Indonesia, untuk mendesak para politisi agar menyusun kerangka peraturan untuk teknologi AI (artificial intelligence).
Bulan lalu, pihak OpenAI berargumen tentang perlunya sebuah badan internasional yang mirip dengan Badan Energi Atom Internasional untuk mengatur teknologi AI.
Pihak perusahaan ini berpendapat bahwa sistem AI dalam sepuluh tahun ke depan dapat memiliki keahlian di sebagian besar pekerjaan dan dapat melakukan tugas-tugas secara produktif seperti halnya perusahaan-perusahaan terbesar saat ini.
Uni Eropa Siapkan Undang-undang yang Bakal Mengatur Teknologi AI
Parlemen Eropa telah mengesahkan EU AI Act, sebuah kerangka kerja legislatif yang luas untuk tata kelola dan pengawasan teknologi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan di Uni Eropa.
Rancangan undang-undang (RUU) tersebut disahkan di Parlemen dalam pemungutan suara pada tanggal 14 Juni 2023, dengan dukungan mayoritas untuk undang-undang tersebut dalam bentuk 499 suara setuju, 28 menentang, dan 93 abstain.
Langkah selanjutnya sebelum RUU tersebut menjadi undang-undang akan melibatkan negosiasi individu dengan anggota Parlemen Eropa untuk memperhalus rinciannya, sebagaimana dikutip dari Cointelegraph.
Awalnya diusulkan oleh Komisi Eropa pada 21 April 2023, EU AI Act adalah seperangkat aturan yang komprehensif untuk pengembangan teknologi AI di Uni Eropa.
Ketika sudah bisa diimplementasikan, nantinya undang-undang ini akan melarang jenis layanan dan produk berbasis teknologi AI tertentu sambil membatasi atau menempatkan pembatasan pada yang lain.
Di antara teknologi yang dilarang adalah pengawasan biometrik, sistem penilaian sosial, pemolisian prediktif, yang disebut "pengenalan emosi", dan sistem pengenalan wajah yang tidak ditargetkan.
Model AI generatif, seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google, akan diizinkan untuk beroperasi dengan syarat bahwa output mereka diberi label yang jelas sebagai hasil dari AI.
Setelah resmi menjadi undang-undang, teknologi AI apa pun yang dapat "menimbulkan bahaya yang signifikan terhadap kesehatan, keselamatan, hak-hak dasar, atau lingkungan masyarakat" atau "memengaruhi pemilih dan hasil pemilu" juga akan diklasifikasikan sebagai berisiko tinggi dan tunduk pada tata kelola lebih lanjut.
CEO OpenAI, Sam Altman, adalah salah satu pendukung paling vokal dalam pengawasan pemerintah terhadap industri AI.
Beberapa waktu lalu, ia bersaksi di depan Kongres dalam sebuah sidang di mana ia menegaskan keyakinannya bahwa regulasi AI diperlukan.
Namun, Altman juga baru-baru ini memperingatkan regulator Eropa agar tidak membuat regulasi yang berlebihan.
Baca Juga: Begini Cara Memasang dan Menggunakan Fitur Plugins di ChatGPT
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR