Para peneliti di University of Sheffield, Inggris, mengembangkan sebuah tool artificial intelligence (AI) untuk mempercepat diagnosis terhadap pasien demensia dan Alzheimer.
Sistem yang diberi nama CognoSpeak ini menggunakan agen virtual yang tampil pada layar untuk bercakap-cakap dengan pasien. Agen ini akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendetail terkait memori yang biasanya ditanyakan kepada pasien rawat jalan.
Kemudian agen ini juga akan melakukan uji kognitif, seperti mendeskripsikan gambar, dan uji kelancaran verbal (verbal fluency).
Di tahap selanjutnya, teknologi AI dan speech akan menganalisis bahasa dan pola bicara pasien guna menemukan tanda-tanda demensia, Alzheimer, dan gangguan memori lainnya.
Menurut para peneliti yang mengembangkan CognoSpeak, tool AI ini dapat berperan penting dalam mengurangi beban pada layanan asesmen demensia. Namun saat ini CognoSpeak masih dalam tahap testing oleh para dokter umum dan klinik-klinik perawatan sekunder di Inggris. .
Di mana tool AI ini dapat membantu? Seperti dikutip dari Neuroscience News, CognoSpeak dirancang untuk digunakan di antara tempat-tempat pelayanan kesehatan primer dan sekunder. Dengan demikian, nantinya dokter umum dapat merujuk pasien dengan keluhan seputar memori untuk menggunakan teknologi ini.
Setelah pasien melakukan serangkaian uji di CognoSpeak, tool ini akan mengirimkan hasilnya kepada dokter umum yang merujuk pasien dan dokter dapat memutuskan apakah pasien akan dirujuk ke klinik khusus memori untuk asesmen lebih lanjut.
Tool AI ini dapat diakses melalui peramban (browser web) sehingga pasien dapat melakukan tes di rumah, tidak perlu membuat janji di rumah sakit, dan pasien akan lebih nyaman.
Serangkaian uji awal memperlihatkan tingkat akurasi CognoSpeak dalam memprediksi Alzhemimer setara dengan tes manual yang biasa digunakan untuk asesmen atau screening terhadap gangguan kognitif dan memori. Dikutp dari Neuroscience News, tingkat akurasi CognoSpeak mencapai 90% dalam membedakan antara orang yang menderita Alzheimer dan orang yang sehat secara kognitif.
Dikembangkan oleh Dr Dan Blackburn dan Profesor Heidi Christensen dari Departemen Ilmu Saraf dan Ilmu Komputer Universitas Sheffield, sistem CognoSpeak masih dalam tahap penelitian. Disokong dana hibah sebesar £1,4 juta dari National Institute for Health and Care Research (NIHR ), teknologi ini sedang diujicoba secara lebih luas. Para peneliti merekrut 700 peserta dari klinik memori di seluruh Inggris untuk membantu mengembangkan sistem lebih lanjut.
“Menunggu hasil diagnosis demensia bisa menjadi saat yang sangat mencemaskan bagi pasien dan keluarganya. Tool ini dapat membantu pasien memulai perawatan lebih cepat, mengurangi waktu tunggu, dan memberi kepastian lebih awal,” ujar Dr Dan Blackburn, seperti dikutip dari Neuroscience News.
Ia menambahkan bahwa sistem CognoSpeak dapat mentransformasi cara diagnosis demensia dan gangguan memori lainnya dengan mempercepat proses asesmen. Kehadiran tool AI ini juga diharapkan dapat memberi para dokter lebih banyak waktu yang berharga. Pasien yang memang butuh penanganan spesialis juga akan mendapatkan perawatan secepat mungkin.
Baca juga: Cara Meta Pastikan Teknologi AI di Instagram dan Facebook Aman
Baca juga: Ini Ketakutan Pengusaha Terhadap Rancangan Regulasi AI di Uni Eropa
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR