Penulis: Philipp Schitter, Vice President Business Development APAC, AutoStore
[Redaksi] Animo masyarakat untuk berbelanja online terus meningkat yang berujung pada kemampuan pemenuhan pesanan (order fulfillment). Satu konsep baru di bidang ini yang sedang dilirik potensinya adalah micro fulfillment center (MFC) yang dipadukan dengan teknologi automasi.
Hanya terdiri dari 710 kilometer persegi tanah dan berukuran 0,9 kali ukuran Kota New York, real estat di Singapura sangatlah langka. Dalam mengembangkan tanah milik negara, pemerintah Singapura memiliki alokasi dan rencana untuk keperluan, antara lain, perumahan, komunitas, kesehatan, transportasi, dan pendidikan.
Fasilitas pergudangan dan pemenuhan pesanan (order fulfillment) tidak diragukan lagi berada jauh di bawah daftar prioritas (Pemerintah Singapura) mengingat betapa berharganya tanah di sana. Namun berbeda dari pemerintah, konsumen di Singapura meletakkan pemenuhan pesanan di posisi yang lebih tinggi pada daftar prioritas mereka, ditambah lagi dengan arus masuknya belanja e-commerce dan kian lazimnya pemesanan barang secara online. Dengan itu, apakah Micro Fulfillment Center (MFC) bisa menjadi jawaban untuk memenuhi agenda setiap orang?
Memaksimalkan Ruang dengan Micro Fulfilment
Di negara kecil seperti Singapura, ruang untuk logistik sulit didapat. Dengan 5 juta penduduk berdesakan di dalam satu pulau tropis kecil, micro fulfillment dapat dilihat sebagai strategi untuk memenuhi permintaan konsumen, memastikan waktu pengiriman dan penjemputan yang lebih cepat untuk pembelian online.
Dirancang untuk membuat proses fulfillment lebih cepat dan lebih efisien, micro fulfillment memanfaatkan pergudangan lokal. Populasi Singapura yang padat dan lanskap kecil menjadikannya lokasi yang ideal untuk MFC, karena hub ini akan berlokasi tepat di tengah lokasi pusat padat penduduk yang tidak diragukan lagi akan membantu meningkatkan waktu pengiriman.
MFC adalah fasilitas penyimpanan skala kecil yang digunakan oleh bisnis e-commerce untuk menyimpan inventaris mereka lebih dekat ke konsumen akhir. Ini menghasilkan pengurangan biaya dan waktu transit. Dibandingkan dengan pergudangan tradisional, MFC berukuran lebih kecil — menempati ruang antara 30 dan 100 meter persegi, jauh berbeda dari gudang konvensional dan real estat seluas 30.000 meter persegi.
Desain MFC yang ringkas memungkinkannya didirikan di area berukuran kecil, seperti tempat parkir dan di belakang kios-kios yang ada. Karena kapasitasnya yang lebih kecil, MFC hanya dapat membawa persediaan selama dua hari dan memerlukan penyetokan ulang secara teratur. Fulfillment center ini dibangun agar produk siap diambil, dikemas, dan dikirim segera setelah pesanan masuk.
Ukuran MFC yang kecil seringkali dikombinasikan dengan kecepatan otomatisasi atau automas untuk membantu meningkatkan efisiensi operasional. Automasi membantu banyak tugas yang dapat mencakup pengambilan, pengepakan, dan pencetakan tanda terima pesanan. MFC dapat menjadi alternatif bagi bisnis dalam memenuhi permintaan konsumen dan berinvestasi dalam teknologi supply chain, yang pada akhirnya akan membantu bisnis mencapai keuntungan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Micro Fulfillment Akan Menjadi Penting
Terjadi pergeseran yang sangat besar pada perilaku konsumen dari toko fisik ke lanskap online. Menurut sebuah studi oleh Facebook Inc dan Bain & Co, penetrasi smartphone di tahun 2022 telah mencapai lebih dari 97%, yang kemudian menghasilkan 28 juta konsumen digital, atau tumbuh 8% dari angka tahun 2021. Konsumen telah berbondong-bondong ke platform online untuk pembelian sehingga permintaan order fulfillment meningkat di kancah logistik yang sudah meluas di Singapura.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR