Faktanya, 38% pembeli online mengindikasikan bahwa mereka akan mengabaikan pesanan jika pengiriman membutuhkan waktu lebih dari seminggu. Secara lebih detail, 15% pembeli online mengatakan mereka akan membatalkan pesanan jika pengiriman memakan waktu antara empat hingga lima hari. Pelanggan telah terbiasa dengan berbagai pilihan pengiriman cepat yang disediakan oleh konglomerat e-commerce, memenuhi pesanan secepat mungkin.
Hal ini pun menjadi tekanan tambahan pada pengecer kecil yang mungkin tidak mampu memenuhi permintaan konsumen tersebut, dan pelanggan pun berpotensi meninggalkan para peritel kecil ini demi bisnis yang dapat memuaskan keinginan mereka yaitu pemenuhan pesanan/order yang nyaris instan.
Micro fulfillment akan membantu mengangkat stres dari gudang-gudang konvensional yang merasakan tekanan dari peningkatan pesanan online. Memiliki gudang lain untuk menyimpan barang untuk penjualan e-commerce akan membantu tetapi memiliki banyak gudang (walaupun lebih kecil) yang tersebar di seluruh pulau akan sangat membantu dalam hal ruang penyimpanan, waktu pengiriman, dan pada akhirnya, kepuasan pelanggan.
Potensi Micro Fulfillment
Melihat situasi di Seoul, Korea Selatan, Singapura berpotensi melihat konsep mereka dan mengembangkannya. Rumah bagi 9,5 juta orang, Seoul memiliki kendala lahan yang sama dengan hanya memiliki lahan seluas 605 kilometer persegi untuk dipakai.
Terkait dengan meningkatnya permintaan akan kendaraan listrik, perusahaan pompa bensin di Seoul sedang meneliti (kemungkinan) mengubah SPBU menjadi MFC, yang akan memberikan industri logistik sejumlah besar pusat fulfillment yang tersebar di seluruh kota. GS Caltex — rantai SPBU terbesar di Korea, memiliki inisiatif yang kuat di kota Seoul, bekerja sama untuk menciptakan dan mewujudkan model micro fulfillment melalui penggunaan SPBU miliknya di seluruh bagia kota.
Automated Storage and Retrieval Systems (ASRS) yang disediakan oleh AutoStore dalam model MFC membantu memenuhi pesanan dengan waktu aktif 99,7%, akses ke stok 100%, dan pengoperasian 24/7.
Sistem konsep ini memanfaatkan sistem yang menggunakan robot pada kisi-kisi yang ditinggikan untuk mengirimkan barang yang disimpan dalam wadah yang ditumpuk secara padat ke pelabuhan untuk diambil. Hal ini memastikan presisi robotik dalam menyortir, menyimpan, dan mengambil sejumlah besar barang yang dijual secara online ini melalui gudang. Tata letak kubiknya yang padat, dibangun vertikal ke atas, dapat melipatgandakan kapasitas penyimpanan, dan membuka potensi sebenarnya dari SPBU ini, memenuhi pesanan di seluruh kota.
Meski masih berupa konsep, Singapura bisa meraup keuntungan dari model ini. SPBU mungkin bukan satu-satunya tempat untuk membuat MFC, dengan keunggulan pusat-pusat fulfillment ini karena kebutuhan ruangnya yang kecil memungkinkannya muncul di mana saja, mulai dari tempat parkir hingga bagian belakang toko. Tidaklah mengherankan jika melihat MFC di cakrawala, dan salah satunya hadir di ruang di dekat Anda.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR