Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat (AS) akan melakukan investigasi terhadap dugaan praktik pelanggaran perlindungan data pribadi dan penyebaran misinformasi yang dilakukan chatbot artificial intelligence (AI) ChatGPT milik OpenAI.
FTC mengirimkan surat berjumlah 20 halaman kepada OpenAI untuk meminta dokumen yang berkaitan dengan pengembangan dan pelatihan dari model bahasa besar (LLM) ChatGPT seperti dikutip The Verge.
FTC ingin mengetahui bagaimana cara OpenAI memeriksa kebenaran informasi dalam melatih model bahasa besar pada sistem AI-nya dan mencegah penyebaran berita hoaks kepada pengguna ChatGPT.
FTC juga menginginkan informasi tentang bagaimana konektivitas antarmuka pemrograman aplikasi (API) dengan sistem ChatGPT dan bagaimana mekanisme perlindungan data konsumen ketika diakses oleh pihak ketiga.
FTC mendukung badan pemerintah AS dan memperingatkan para pengembang AI untuk tidak menggunakan algoritme yang bias.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengungkapkan rencana untuk membentuk kerangka kerja terkait pengembangan AI, termasuk investasi sebesar 140 juta dolar AS (Rp 2,1 triliun) untuk membangun pusat penelitian AI.
Digugat Komedian
Selain Silverman, ada dua penulis lainnya yang turut menggugat OpenAI di Pengadilan Distrik AS (Amerika Serikat), yaitu Christopher Golden dan Richard Kadrey.
Ketiga penggugat menuduh bahwa ketika diminta, ChatGPT dapat menghasilkan ringkasan dari karya-karya mereka.
Mereka mengklaim bahwa ini adalah pelanggaran hak cipta, karena mereka tidak pernah memberikan izin buku-buku mereka dimasukkan ke ChatGPT.
Seperti diketahui, ChatGPT adalah model AI generatif yang dilatih dengan menerima sejumlah besar informasi dari situs web, artikel berita dan buku, serta sumber-sumber lainnya.
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR