Pada tahun 1972, perusahaan semikonduktor Intel mendirikan pabrik perakitan produknya di Pulau Penang, Malaysia. Pabrik di Pulau Penang tersebut merupakan pabrik pertama Intel di luar Amerika Serikat. Pabrik itu sendiri menjadi titik awal didirikannya pabrik Intel di negara Melaysia.
Ketika awal didirikan, pabrik Intel di Pulau Penang hanya memiliki beberapa gedung dan mempekerjakan sebanyak 100 orang pekerja. Kini, pabrik tersebut telah menjelma menjadi kompleks besar, memiliki belasan ribu pekerja, dan menjadi salah satu pabrik andalan Intel.
Selain di Pulau Penang, Intel juga memiliki pabrik lainnya di Malaysia yang berlokasi di Kulim. Secara rinci, beberapa titik pabrik Intel di Pulau Penang dan Kulim di antaranya Penang Assembly Test (PGAT), Kulim Assembly Test (KuAT), Kulim Die Sort Die Prep (KMDSDP), dan System Integration and Manufacturing Services (SIMS).
Intel juga tengah membangun dua pabrik lainnya yaitu Pelican (Advanced Packaging) dan Falcon (Assembly Test) yang ditargetkan rampung dalam beberapa tahun ke depan.
Saat ini, seluruh pabrik Intel di Malaysia memiliki total 15.000 orang pekerja dan menjadi tempat untuk memproduksi produk semikonduktor teranyar Intel, yaitu Meteor Lake, yang ditargetkan meluncur dalam waktu dekat ini.
Kedua pabrik Intel di Malaysia fokus dalam beberapa hal seperti product design, product development, advanced packaging, die prep & sort, assembly & test, board & system integration, technology development, failure analysis, dan lainnya.
“Perakitan, pengujian, validasi, rekayasa, pengembangan riset, penjualan, pemasaran, semua yang dilakukan Intel dimulai di sini, di Malaysia, semuanya ada di sini. Itu adalah bagian dari alasan kami memilih di sini. Selain itu, Malaysia adalah yang pertama. Ini adalah lokasi (pabrik Intel) lepas pantai pertama di luar Amerika Serikat lebih dari 50 tahun yang lalu. Tepatnya 51 tahun,” kata Steve Long (Corporate Vice President SMG, General Manager of Asia Pasific and Japan, Intel), dalam keynote speech-nya di Intel Tech Tour 2023.
Pabrik Intel di Malaysia diketahui memang memiliki peran penting dalam memproduksi produk semikonduktor Intel. Berdasarkan data internal, pabrik Intel di Malaysia telah melakukan lebih dari 500 juta die sorted sejak 2020, lebih dari 500 tester board types, dan lebih dari 1,2 miliar unit sejak 10 tahun terakhir.
“Pabrik kami di Malaysia merupakan bagian penting dari rantai pasokan kami yang terdiversifikasi secara global,” ucap Steve.
Di wilayah Asia, selain di Malaysia, Intel diketahui juga memiliki pabrik lainnya yang berlokasi di Vietnam (Assembly/Testing) dan Chengdu (Assembly/Testing).
Tiga Fokus Utama Intel Saat Ini
Dalam rekaman video yang diputar pada Intel Tech Tour 2023, Pat Gelsinger (CEO, Intel), mengungkapkan bahwa untuk memenuhi permintaan semikonduktor yang tidak pernah terpuaskan dan untuk kembali ke posisi terdepan, Intel akan fokus pada tiga hal utama.
“Pertama, mendorong batas-batas dari apa yang mungkin dilakukan melalui rekayasa yang luar biasa, sehingga Anda dapat memberikan kinerja yang Anda butuhkan di mana pun Anda membutuhkannya. Kedua, merangkul peluang tanpa batas melalui inovasi kolaboratif sehingga Anda dapat memanfaatkan peluang di bidang komputasi dan AI,” papar Pat.
“Dan terakhir, membangun masa depan yang tangguh dan berkelanjutan yang dapat Anda percayai dengan penuh keyakinan, sehingga Anda dapat memenuhi kebutuhan yang terus berkembang. Kemungkinannya tidak terbatas, dan dimulai dengan Intel,” tambah Pat.
Mendemokratisasi AI
AI (artificial intelligence) alias kecerdasan buatan menjadi salah satu teknologi yang tidak luput dari perhatian Intel.
“Menurut saya, pendekatan kami terhadap AI, bagaimana kami memikirkan hal tersebut. Jadi pertama-tama, kami menggunakan istilah mendemokratisasi AI. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mendemokratisasi AI? AI akan ada di mana-mana. Ini lazim. Hal ini didasari oleh beberapa keyakinan,” ujar Steve.
Keyakinan pertama, menurut Steve, AI akan membawa perubahan terhadap generasi dalam menggunakan komputasi. “Kami melihat industri sedang berpacu ke arah sana (AI), namun kami percaya bahwa kami masih berada di tahap yang sangat awal dari pergeseran generasi jangka panjang dalam cara orang menggunakan komputasi.”
“Keyakinan kedua, kami menganggap AI sebagai beban kerja, dan ini akan ada di semua jenis komputasi dan kasus penggunaan yang berbeda. Hal ini sangat penting dan mendasar bagi cara kami membangun produk kami. Saat ini, generative AI telah menciptakan gebrakan dan memang benar, tetapi tidak akan berhenti di situ. Kami pikir ini akan menyebar lebih luas,” lanjut Steve.
Lebih lanjut, Steve memberikan beberapa contoh dari apa yang telah dilakukan Intel di Asia Pasifik dan Jepang dengan berdasarkan teknologi AI.
Di India, Intel telah bekerja sama dengan para peneliti dari universitas CUSAT (Cochin University of Science and Technology) untuk menciptakan solusi AI yang dapat menganalisis gambar kanker payudara, yang mampu mencapai akurasi yang lebih tinggi dalam prediksi. Solusi AI itu sendiri bekerja berdasarkan edge AI.
Contoh lain yang serupa pun telah dilakukan Intel di Taiwan. Bekerja sama dengan HippoScreen, Intel menggunakan tool (alat) Intel OneAPI, yang memungkinkan frame work (kerangka kerja) untuk mengoptimalkan model deep learning (pembelajaran mendalam) yang membantu mendiagnosis depresi.
“Ini juga merupakan contoh lain dari solusi AI, namun lebih kepada edge yang menggunakan frame work yang disediakan Intel di sisi software (perangkat lunak),” cetus Steve.
“Ada banyak contoh lain yang bisa kita bahas, tapi semoga ini memberi sedikit pemahaman tentang bagaimana kami memikirkannya (AI), yang kemudian berlanjut ke bagaimana dan apa yang kami lakukan untuk menangkap peluangnya,” pungkas Steve.
Baca Juga: Intel Cetak Rekor Pendapatan, Fokus Hadirkan AI Performa Tinggi
Baca Juga: Intel dan Ericsson Kembangkan Chip 5G Powerful dan Hemat Daya Listrik
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR