TikTok menjadi aplikasi media sosial yang digandrungi banyak orang dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengguna di Tanah Air.
Menurut laporan firma riset Statista, jumlah pengguna TikTok di Indonesia tercatat sebanyak 113 juta per April 2023.
Di sisi lain, tak sedikit pula orang yang berlomba-lomba menjadi influencer atau content creator di TikTok demi bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Cara yang dilakukan para influencer di TikTok untuk mendapatkan ‘cuan’ biasanya dengan membuat konten video promosi sebuah produk dan menyematkan ‘keranjang kuning’.
Konten video promosi bisa dibuat setelah influencer bekerja sama dengan sebuah brand. Pendapatan akan didapatkan sesuai dengan produk yang terjual atau seberapa banyak penonton video yang membeli produk. Kerja sama seperti ini sendiri disebut program afiliasi.
Untuk mempermudah kerja sama antara brand dengan influencer di TikTok, startup iBooming menghadirkan platform berbasis SaaS (Software as a Service).
iBooming memungkinkan brand dan influencer untuk mengoptimalkan strategi konten, memperluas jangkauan, dan meningkatkan monetisasi.
Saat ini, iBooming sendiri sudah dibekali dengan teknologi AI (Artificial Intellligence) alias kecerdasan buatan.
“Di tahun 2022, kami memperbarui iBooming dengan teknologi AI yang dapat menganalisis. Ini di mana juga dapat menyebarluaskan produk endorsement berdasarkan data,” jelas Tomy Li, Co-Founder & Chief Operating Officer, iBooming, di sela-sela acara ‘iBooming TikTok Creator and Brand Fair 2023’.
Dengan didukung oleh AI, menurut Tomy juga akan memungkinkan brand dan influencer untuk meningkatkan visibilitas produk dan mencapai kesuksesan di pasar global.
Jamin Keamanan Data
Dipaparkan Tomy, hingga kini iBooming sudah memiliki sekitar ratusan ribu pengguna (influencer). “Dari sisi pengguna, dari pertama bangun sampai hari ini kita sudah ada sekitar 800.000 pengguna, yang di mana kita punya puluhan ribu mentor online yang menginkubasi ratusan ribu influencer sekarang,” kata Tomy.
Sedangkan untuk brand sendiri, tercatat sudah ada 1.100 brand dari segmen fesyen, makanan, kecantikan, dan sebagainya, yang sudah bergabung dengan iBooming.
Melihat jumlah influencer dan brand yang bergabung saat ini tidak sedikit, tentunya keamanan data menjadi hal yang tidak luput dari perhatian iBooming.
“Itu (data) aman banget, kita punya data privacy itu berdasarkan dari sistem kita,” cetus Tomy. “Kita juga punya tim, tim kita dari Alibaba juga dan sangat aman,” lanjutnya.
Tomy juga mengungkapkan bahwa iBooming sudah terintegrasi dengan TikTok dan menjamin keamanan setiap data pengguna (influencer dan brand).
“Kita sudah terintegrasi dengan TikTok, di mana hanya menggunakan akun TikTok sudah bisa connect (terhubung) ke iBooming. Jadi keamanan sama juga, kita tidak mengambil data apapun. Itu integrasi dari TikTok langsung,” papar Tomy.
Siap Lakukan Ekspansi
Dalam acara yang sama, Kelvin Hartono, Head of Affiliate Partner Operational iBooming, menuturkan bahwa salah satu target utama iBooming adalah ingin terus menaikkan pendapatan dari influencer yang bergabung ke dalam platformnya.
“Selain itu, kami ingin menjadi platofm SaaS nomor satu di Asia Tenggara,” ujar Kelvin. Untuk mewujudkan ambisi itu, upaya yang telah dilakukan perusahaan yaitu melakukan ekspansi ke beberapa negara. Selain di Indonesia, saat ini iBooming juga sudah hadir di Malaysia dan Thailand.
Dalam waktu dekat, iBooming juga akan mengumumkan peresmiannya di Vietnam dan Filipina. “Vietnam dan Filipina rencananya di bulan sebelas (November),” ujar Tomy.
Diketahui ada alasan tersendiri mengapa iBooming memilih kedua negara tersebut untuk ekspansi terbarunya.
“Alasan memilih negara itu karena TikTok memilih negara itu. Kalau kita lihat dari valuasi GMV (Gross Merchandise Value) TikTok paling tinggi di Asia Teggara itu di indonesia, yang kedua adalah Thailand dan ketiga adalah Filipina dan Vietnam. Kita akan terus mengikuti jejak TikTok ke mana pun,” pungkas Tomy.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR