Kehadiran teknologi AI generaitif itu akan membuat produk-produk peralatan rumah tangga Samsung memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pengguna secara lebih alami, mirip seperti berbicara antar manusia.
"Teknologi AI ini akan memberikan respon yang lebih baik terhadap pertanyaan pengguna berdasarkan interaksi sebelumnya dan konteks yang relevan," ujarnya.
Selain itu, produk-produk peralatan rumah tanggan Samsung itu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang sedang dimasak dalam oven atau bahan makanan yang tersimpan dalam lemari es, sehingga dapat memberikan resep yang disesuaikan dan saran diet.
Samsung juga sedang mengembangkan chipset untuk mengurangi konsumsi energi, mengingat semakin banyaknya perangkat rumah yang cerdas dan memproses data dalam jumlah besar. Mereka berencana untuk menerapkan chipset tersebut pada tahun depan.
"Kami sedang mengembangkan chipset yang membantu peralatan rumah dengan kecerdasan buatan generatif mengonsumsi kurang dari 0,1 watt setiap 24 jam mereka berjalan," kata Yoo, menambahkan bahwa Samsung berencana untuk menerapkan chipset tersebut tahun depan.
Di Eropa, konsumen semakin menyadari pentingnya perangkat yang cerdas dan terhubung dalam upaya menghemat energi dan mengurangi biaya listrik.
Samsung menekankan prinsip inti dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan, yaitu keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Mereka memulai kampanye rumah pintar pada tahun 2014 dengan akuisisi SmartThings, platform terbuka yang berkantor pusat di Washington untuk Internet of Things (IoT).
Tujuan utama kampanye ini adalah menghubungkan semua peralatan rumah agar dapat merasakan dan mendeteksi situasi sekitarnya berdasarkan pola pembelajaran mesin, serta memberikan rekomendasi terbaik melalui optimasi otomatis.
Baca Juga: Kebijakan Baru, X Bakal Latih Model AI dengan Data-data Publik
Baca Juga: Kini Akses Makin Mudah, OpenAI Hadirkan Fitur Plug-in ChatGPT
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR