Australia meminta mesin pencari seperti Google dan Bing mencegah penyebaran materi pelecehan seksual anak yang dibuat oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
"Kami mengharuskan perusahaan mesin pencari untuk tidak menayangkan konten-konten berbau pelecehan seksual anak dalam mesin pencarian," kata Komisioner e-Safety Julie Inman Grant seperti dilansir Reuters.
Inman mengatakan kebijakan itu juga mengharuskan kemampuan AI mesin pencari tidak menghasilkan versi sintetis dari materi yang sama. Versi sintetis dari materi tersebut juga dikenal sebagai deepfakes.
"Penggunaan teknologi AI generatif berkembang sangat cepat sehingga saya pikir hal ini membuat seluruh dunia lengah pada tingkat tertentu," kata Inman Grant.
Inman Grant mengatakan bahwa kode sebelumnya yang disusun oleh Google yang dimiliki oleh Alphabet dan Bing yang dimiliki oleh Microsoft tidak mencakup konten yang dihasilkan oleh AI.
"Ketika para pemain terbesar di industri ini mengumumkan bahwa mereka akan mengintegrasikan AI generatif ke dalam fungsi pencarian mereka, kami memiliki draf kode yang jelas-jelas sudah tidak sesuai dengan tujuan. Kami meminta industri untuk mencoba lagi," tambah Inman Grant.
Google dan Microsoft tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Awal tahun ini, regulator mendaftarkan kode keamanan untuk beberapa layanan internet lainnya seperti media sosial, aplikasi ponsel pintar, dan penyedia peralatan.
Kode-kode tersebut mulai berlaku pada akhir 2023. Regulator masih berupaya mengembangkan kode keamanan terkait penyimpanan internet dan layanan pesan pribadi, yang telah menghadapi penolakan dari para pendukung privasi secara global.
Baca Juga: AS Lawan Eksploitasi dan Pelecehan Seksual Anak yang Dibantu AI
Baca Juga: Demi Privasi, Ini Cara Cegah Data Pribadi Anda Dipakai dan Dilatih AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR