Saat ini penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah menginfiltrasi setiap lapisan industri termasuk musik. Ada beberapa musik yang menciptakan lagunya dengan meminta bantuan teknologi AI.
Sebelumnya, media hiburan Variety sempat melaporkan lagu buatan AI yang menggemakan suara Rapper Drake dan Penyanyi The Weeknd bakal mendapatkan Grammy Award dalam kategori penulisan lagu.
Namun, CEO Recording Academy Harvey Mason Jr membantah dan meluruskan opini tersebut.
Mason Jr. menegaskan lagu-lagu buatan AI tidak bisa mendapatkan penghargaan Grammy Award karena syarat mutlak lagu yang mendapatkan penghargaan Grammy Award adalah lagu yang dibuat manusia.
"Meski ditulis oleh manusia sebagai penciptanya, vokalnya tidak diperoleh secara legal. Vokalnya tidak disetujui oleh label atau artisnya dan lagu tersebut tidak tersedia secara komersial dan oleh karena itu tidak memenuhi syarat,” ujar Mason Jr seperti dikutip Engadget.
Sebelumnya, sebuah lagu kolaboratif yang menampilkan salinan Drake dan suara The Weekend yang dihasilkan AI berjudul Heart on My Sleeve telah dikirimkan untuk pertimbangan Grammy Award.
“Kami tidak akan memberikan nominasi atau penghargaan kepada komputer AI atau seseorang yang menggunakan AI. Itulah perbedaan yang kami coba buat. Ini adalah penghargaan untuk manusia yang mengutamakan keunggulan serta didorong oleh kreativitas manusia," kata Mason dalam satu wawancara dengan Variety.
Gandeng Universal
YouTube menggandeng Universal Music Group (UMG) untuk menghadapi perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin canggih dalam industri musik.
"Kerjasama ini akan melindungi artis musik dan integritas karya mereka di tengah lingkungan yang dipenuhi dengan teknologi AI," kata CEO YouTube, Neal Mohan.
Kerjasama itu mencakup peluncuran YouTube Music AI Incubator, sebuah program yang dirancang untuk mengeksplorasi potensi AI dalam konteks musik.
Program itu akan melibatkan artis, penulis lagu, dan produser inovatif dalam industri musik untuk menggali kreativitas dan keahlian mereka.
Mohan mengatakan teknologi AI generatif telah diimplementasikan oleh jutaan orang dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pencarian informasi dan peningkatan kreativitas.
"Konten kreator YouTube telah memanfaatkan AI untuk memperkaya proses kreatif mereka," katanya.
Pada 2023, ada lebih dari 1,7 miliar penayangan video yang berhubungan dengan alat AI telah ada di YouTube.
Melalui kemitraan ini, YouTube dan UMG bertujuan untuk lebih memahami cara teknologi ini bisa memberikan manfaat besar bagi artis dan penggemar, serta untuk menjawab tantangan yang mungkin muncul di masa depan.
Beberapa tokoh terkenal dalam industri musik, seperti Anitta, Björn Ulvaeus, Max Richter, Juanes, Rosanne Cash, Ryan Tedder, Yo Gotti, D4vd, dan Frank Sinatra, termasuk dalam kelompok pertama yang terlibat dalam inisiatif ini.
CEO UMG Sir Lucian Grainge mengatakan tujuan dari kemitraan ini adalah untuk menciptakan ekosistem musik dan video yang aman, bertanggung jawab, dan menguntungkan.
"Para artis dan penulis lagu dapat menjaga integritas kreatif mereka, memiliki kontrol atas karya mereka, dan diberi kompensasi yang adil," ujarnya.
Selain itu, YouTube juga telah mengambil langkah untuk melarang konten yang secara teknis dimanipulasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penayangan video yang dapat menyebarkan klaim palsu atau menyesatkan, serta menghindari risiko bahaya yang serius.
"YouTube berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi AI yang membantu melindungi komunitas penonton, pencipta, artis, dan penulis lagu. Langkah ini termasuk penggunaan teknologi Content ID, kebijakan dan deteksi konten, serta sistem penegakan hukum untuk menjaga keamanan platform," katanya.
Kemitraan ini muncul dalam konteks kontroversi yang timbul seputar penggunaan musik yang dihasilkan oleh AI di platform streaming. Pada Mei 2023, Spotify dihadapkan pada kasus di mana mereka menghapus puluhan ribu lagu yang dihasilkan oleh startup AI DistroKid setelah dikeluhkan oleh UMG.
UMG menuduh DistroKid melanggar hak cipta mereka dengan menggunakan musik artis untuk melatih algoritma AI dan menghasilkan musik yang mirip. Meskipun DistroKid membantah tuduhan ini dan mengklaim bahwa musik AI mereka adalah asli dan tidak melanggar hak cipta siapa pun.
Baca Juga: Elon Musk di Mata Bos ChatGPT, Brengsek Tapi Menarik Perhatian
Baca Juga: Sempat Turun, Trafik Situs ChatGPT Mulai Merangkak Naik Karena Ini
Source | : | Engadget |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR