TikTok memperkenalkan inovasi terbaru yang memungkinkan pembuat konten mengidentifikasi penggunaan alat artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam pembuatan konten mereka.
Sebelumnya, pedoman pengguna TikTok mengharuskan pembuat konten mengungkapkan jika mereka menggunakan alat AI dalam pembuatan konten mereka.
Dengan fitur baru ini, pembuat konten akan menandai konten mereka dengan label AI dan memberi tahu pemirsa kapan video atau foto dibuat dengan bantuan AI.
Dalam tampilan video, label AI akan terlihat jelas di bawah nama pengguna dan memberikan informasi yang jelas kepada pemirsa.
TikTok juga memberikan peringatan bahwa konten yang tidak mengungkapkan penggunaan alat AI dapat dihapus.
Selain itu, TikTok berencana untuk menguji cara otomatis untuk mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI.
Hal ini merupakan langkah penting mengingat penyebaran cepat konten yang dibuat oleh alat AI di platform ini, baik oleh pengguna individu maupun oleh perusahaan seperti dikutip The Verge.
Contoh konkret penggunaan AI adalah perangkat lunak kloning suara yang digunakan untuk menciptakan konten viral seperti lagu-lagu palsu yang sangat meyakinkan dari Drake atau klip palsu dari Taylor Swift yang memberikan semangat, yang telah dilihat oleh jutaan penonton.
TikTok juga berencana untuk mengubah nama efek yang menggunakan alat AI dengan menambahkan "AI" dalam nama efek tersebut, dan mereka akan mewajibkan pembuat efek untuk mengikuti peraturan tersebut.
Pengguna TikTok
Aplikasi berbagi video pendek TikTok masih menjadi salah satu aplikasi jejaring sosial terpopuler di dunia pada 2023 termasuk di Indonesia.
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR