Pemerintah China akan meningkatkan daya saing komputasi secara signifikan sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperkuat fokus pada inovasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Strategi China itu memanaskan persaingan antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam berbagai sektor teknologi tinggi, termasuk semikonduktor, superkomputer, dan AI.
China menargetkan kemampuan daya komputasinya mencapai 300 EFLOPS pada 2025. EFLOPS adalah singkatan dari exaFLOPS yang merupakan adalah unit pengukuran yang digunakan dalam komputasi super tingkat tinggi, menggambarkan seberapa cepat komputer dapat melakukan perhitungan matematika dalam satu detik.
Satu EFLOPS setara dengan satu quintillion (10^18) operasi titik mengambang per detik. Hal itu adalah angka yang sangat besar dan menggambarkan sejauh mana komputer dapat melakukan perhitungan matematika dalam waktu satu detik.
Kinerja superkomputer yang diukur dalam EFLOPS digunakan dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan pemrosesan data sangat cepat, termasuk simulasi iklim, penelitian ilmiah, pengembangan obat, dan penelitian nuklir.
Menurut MIIT, Saat ini kemampuan komputasi China telah mencapai 197 EFLOPS pada tahun ini, naik dari 180 EFLOPS pada tahun 2022, menjadikannya peringkat kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Selain meningkatkan daya komputasi, China juga berencana membangun lebih banyak pusat data di seluruh negeri untuk memfasilitasi akses bisnis ke daya komputasi.
Demi mendukung pertumbuhan industri kecerdasan buatan yang pesat, Beijing juga akan memperkuat infrastruktur komputasi di wilayah barat Tiongkok.
Provinsi-provinsi yang luas tetapi jarang dihuni di Tiongkok, seperti Guizhou di barat daya, telah lama dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mendirikan pusat data besar untuk mendukung layanan internet di seluruh negeri.
Selain itu, China akan meningkatkan kecepatan dan efisiensi jaringan komputasi, dengan tujuan memastikan bahwa latensi antara fasilitas komputasi kritis tidak melebihi 5 milidetik.
Super komputer dengan kinerja EFLOPS digunakan untuk berbagai aplikasi yang memerlukan pemrosesan data yang sangat cepat, seperti simulasi iklim, penelitian ilmiah kompleks, pengembangan obat, penelitian nuklir, dan banyak lagi.
Semakin tinggi kinerja superkomputer (dinyatakan dalam EFLOPS), semakin cepat mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Baca Juga: Kalahkan Photoshop, Adobe Bakal Hadirkan Pengeditan Foto Berbasis AI
Baca Juga: Profesional dengan Keterampilan ChatGPT Banyak Dicari di Indonesia
Baca Juga: Tak Hanya ChatGPT, Ini Tools AI untuk Membantu Pekerjaan Periset
Baca Juga: Microsoft Gelar Program Bing AI Bug Bounty, Hadiahnya Menarik
Baca Juga: Tingkatkan Efisiensi AI, OpenAI Bakal Hadirkan Update Besar-besaran
Baca Juga: Mau Kalahkan Chip Apple Seri M, Snapdragon X Harus Punya Fitur AI Ini
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR