MDR-001 berhasil melewati uji klinis fase 1 pada bulan Juni, yang mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Pada awal September, uji klinis fase 2 sudah dimulai.
Saat ini ada lebih dari 537 juta orang dewasa di seluruh dunia menderita diabetes dan sekitar 650 juta orang menghadapi masalah obesitas secara global.
Karena itu, pengembangan obat ini memiliki potensi untuk membantu perusahaan China bersaing dalam pasar bernilai miliaran dolar secara global.
"Uji praklinis biasanya memerlukan tiga hingga empat tahun, tetapi MDR-001 mendapatkan persetujuan Investigational New Drug (IND) dari FDA dan NMPA dalam waktu 19 bulan," kata Jin Xurui, Seorang Ahli Pengembangan Obat AI dari MindRank
Selain meningkatkan kecepatan pengembangan, pendekatan berbasis AI itu juga menghasilkan obat dengan kualitas yang unggul.
Dalam uji coba yang melibatkan monyet, MDR-001 membantu monyet yang mengalami obesitas mencapai berat badan yang sehat tanpa mengalami efek rebound setelah menghentikan penggunaan obat.
Dr. Du Yu, seorang investor independen, mencatat bahwa menggunakan AI untuk mengurangi biaya pengembangan obat juga akan menguntungkan pasien dengan kondisi medis langka, karena perusahaan farmasi seringkali enggan mengembangkan obat untuk kelompok pasien dengan jumlah yang relatif kecil karena margin keuntungan yang rendah.
"Dengan melibatkan AI dalam proses farmasi, biaya pengembangan obat baru dapat dikurangi, yang pada akhirnya akan membantu pasien dengan beberapa penyakit langka," ujarnya.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, Apple Kembangkan Chatbot AI Generatif Mirip ChatGPT
Baca Juga: Tantang ChatGPT, Meta Resmi Luncurkan Chatbot Canggih Meta AI
Baca Juga: Dijual Rp20 Jutaan, Harga Asli iPhone 15 Pro Max Hanya Rp8 Jutaan
Baca Juga: Apple Kembangkan Vision Pro Harga Murah, Fitur-fitur ini Disunat
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR