Di tengah isu pemanasan global saat ini, penting bagi setiap institusi untuk beralih dari sumber energi fosil ke energi terbarukan. Hal inilah yang mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memanfaatkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa instalasi solar panel di lingkungan sekolah. Selain ramah lingkungan, adanya panel-panel surya juga membantu menekan biaya operasional, terutama dalam hal pembiayaan listrik.
Salah satu sekolah yang memanfaatkan solar panel ini adalah SMKN 4 Bandung. Dipasang sejak tahun 2019 lalu, ada dua modul solar yang menghadap ke arah utara dan barat. Panel surya ini mulai mengonversi tenaga surya menjadi listrik sejak sekitar pukul enam pagi, dengan puncak konversi terjadi sekitar pukul dua siang.
Panel-panel surya yang terpasang ini dapat menghasilkan daya sebesar 25 Kilo Watt-peak (KWp). Ini berarti daya puncak yang dapat dihasilkan dari panel surya ini sebesar 25.000 watt.
Manfaatnya pun sudah dirasakan sekolah yang berada di kecamatan Lengkong ini. “Pertama panel-panel surya ini ramah lingkungan. Kedua, manfaat ekonominya. Sekolah bisa menghemat sampai 30% biaya listrik dengan adanya PLTS Atap Sekolah ini,” jelas Kepala sekolah SMKN 4 Bandung, Dr. Agus Setiawan, S.Pd, M.Si.
PLTS Atap Sekolah
Inisiatif pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap sekolah ini adalah inisiatif Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat. Inisiatif ini adalah bagian dari target mencapai bauran energi primer dari Energi Baru Terbarukan (EBT) paling sedikit sebesar 20,1% pada tahun 2025 dan paling sedikit sebesar 28% pada tahun 2050.
Pengembangan PLTS Atap Sekolah SMA/SMK Negeri di Jawa Barat ini juga ditujukan untuk mendukung pembangunan di sektor pendidikan. Manfaat utamanya antara lain menunjang kegiatan belajar mengajar di tingkat pendidikan menengah atas di provinsi Jawa Barat.
Saat ini baru ada dua sekolah di Provinsi Jabar yang telah menerapkan inisiatif ramah lingkungan ini, yaitu SMKN 4 Bandung dan SMAN 3 Bandung. Salah satu alasan dipilihnya kedua sekolah ini sebagai percontohan yaitu karena luas bangunan serta atapnya memadai untuk dipasang panel surya.
“Sebetulnya sekolah-sekolah lain bisa mengajukan juga, tetapi panel surya ini ukurannya besar-besar, dan SMKN 4 Bandung ini memenuhi persyaratan luas bangunan. Kalau luas atap sekolah kurang dari 20 meter masih belum bisa,” ungkap Agus lagi.
Menggunakan sistem PLTS On Grid
PLTS Atap Sekolah SMA/SMK Negeri di Provinsi Jawa Barat ini menggunakan sistem On-Grid pada pelaksanaannya. Ini berarti sistem pembangkit listrik tenaga surya yang terpasang di sekolah akan terhubung ke jaringan listrik utama. Energi listrik yang dihasilkan pun dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan listrik di sekolah.
Penggunaan sistem On Grid ini berarti sistem PLTS Atap terhubung dengan jaringan PLN. Apabila energi yang dihasilkan PLTS Atap melebihi kebutuhan energi di sekolah, energi berlebih tersebut akan disalurkan ke jaringan PLN. Sebaliknya, apabila energi yang dihasilkan PLTS Atap kurang memenuhi kebutuhan energi sekolah, maka sisanya akan menggunakan energi listrik dari jaringan PLN.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR