Pamor Indonesia sebagai destinasi event kini tidak lagi diragukan. Buktinya, fenomena war tiket untuk konser-konser bertaraf internasional yang ramai belakangan ini menjadi contoh bagaimana penyelenggara meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE) dapat berlomba-lomba memberikan layanan dan pengalaman pengguna yang terbaik di tengah minat yang begitu tinggi.
Berdasarkan estimasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sendiri, sektor MICE berkontribusi sebesar 30 persen terhadap total pemasukan industri pariwisata nasional, dan angka ini akan terus bertumbuh.
Penyedia layanan teknologi informasi terkelola (managed services provider) Hypernet Technologies, yang merupakan perusahaan XL Axiata, menekankan pentingnya transformasi digital untuk menjaga agar kualitas layanan tetap optimal.
Pasalnya, baik atau buruknya layanan – dari kecepatan pembayaran hingga akses internet dan konektivitas di tempat – akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap masing-masing pergelaran.
“Infrastruktur teknologi yang handal dan mumpuni merupakan kunci untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan,” ujar Djoko Setyanto, VP Innovation & Technology, Hypernet Technologies.
“Bayangkan kita menghadiri suatu acara yang minim akses internet, kemudian pembayarannya lambat pula. Akibatnya, penyelenggara acara akan mendapatkan citra yang kurang baik, sehingga berdampak pula terhadap jumlah pengunjung,” sambungnya.
Lebih lanjut, Djoko pun membeberkan beberapa tips bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia MICE untuk memanfaatkan teknologi.
Menurutnya, hal pertama yang harus diperhatikan adalah manajemen bandwidth, yang dapat diibaratkan sebagai jalan raya. Ketika jumlah mobil terlalu banyak, maka ini akan menimbulkan kemacetan.
Hal yang sama berlaku untuk bandwidth: semakin besar lalu lintas data yang digunakan oleh pengunjung, kapasitas internet pun terbagi dan melambat.
Sebelum event, sebaiknya penyelenggara acara melakukan proyeksi kebutuhan bandwidth beserta aplikasi yang akan berjalan pada saat event seakurat mungkin.
Saat hari-H, pihak penyelenggara juga dapat meningkatkan bandwidth secara sementara ketika terjadi lonjakan trafik.
Djoko menyarankan, selain penambahan bandwidth, penyelenggara dapat memprioritaskan data traffic yang penting, sebagai contoh data traffic pembelian tiket yang berkaitan dengan transaksi keuangan maupun user experience. Hasilnya, sebagian kapasitas bandwidth bisa dialihkan untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
Ia menambahkan bahwa keamanan siber turut menjadi faktor krusial yang perlu diperhatikan oleh pihak penyelenggara.
Jika keamanan tidak diperhatikan, ada kemungkinan penyerang serta pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat menyusup ke dalam jaringan internet yang digunakan.
Endpoint protection serta firewall managed services menjadi pilar kunci Hypernet Technologies dalam melindungi setiap perangkat dan pengunjung yang terkoneksi dengan jaringan.
Yang tidak kalah penting, Djoko menggarisbawahi agar pelaku usaha menggunakan teknologi secara strategis. Artinya, kehadiran teknologi bukan hanya untuk menyelesaikan masalah hari ini, namun terlebih menjadi pendorong pertumbuhan bisnis hari esok.
Baca Juga: Apa itu Edge AI dan Mengapa Penting untuk IoT Generasi Mendatang?
Baca Juga: airasia MOVE Bermitra dengan SiteMinder, Hadirkan Penawaran Hotel Menarik
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR