Sayangnya, port pertama juga berfungsi untuk mengisi daya baterai. Jadi ketika terhubung dengan adaptor, otomatis hanya satu saja port saja yang bisa digunakan untuk transfer data. Sementara koneksi lain yang tersedia termasuk 2 port USB 3.2 Gen 1 type-A, HDMI 2.1, jack audio 3.5mm, dan microSD card slot yang memudahkan pengguna untuk memindah data dari kamera. Konektivitas nirkabelnya sudah mendukung WiFi 6E yang memiliki kemampuan 3 kali lebih cepat dan dengan tingkat data puncak 40% lebih tinggi dibandingkan 802.22ac 2x2 standar.
Bagi kebutuhan conference call, Acer memberikan webcam dengan resolusi tinggi. Jika laptop sekelas biasanya menggunakan resolusi 1 MP atau 2 MP, Acer Swift Go 14 OLED memiliki webcam dengan resolusi hingga 3,7 MP atau QHD 1440p. Hasilnya terlihat lebih tajam yang ditunjang dengan hadirnya fitur Acer Temporal Noise Reduction (TNR) untuk mengurangi noise. Pergerakannya pun terasa lebih mulus tanpa lag. Webcamnya juga dilengkapi fitur Auto Tracking dan Eye Contact yang akan fokus ke wajah pengguna. Ada pula fitur Background Effects yang akan memburamkan latar belakang saat melakukan conference call. Sebagai pelengkap, di kedua sisi webcam ada mikrofon yang dilengkapi teknologi Acer PurifiedVoice. Kemampuannya dalam meredam suara bising di lingkungan sekitar cukup bagus dan bisa menangkap suara dengan jelas.
Untuk keyboard-nya punya tata letak khas ala Acer Swift yang ringkas tanpa area numpad. Keyboard-nya dilengkapi dengan backlight dengan dua tingkat kecerahan yang membantu jika digunakan dalam kondisi temaram atau kurang cahaya. Tombol-tombol-nya memiliki jarak agak renggang serta memiliki travel key rendah yang menjadikannya cukup nyaman saat digunakan.
Touchpad-nya terbilang tidak terlalu besar dan sudah cukup sebagai pengganti mouse sementara. Tanpa tombol fisik untuk klik kiri dan kanan, landasannya licin dan memudahkan saat digunakan. Landasan touchpad ini menggunakan material ramah lingkungan yang disebut dengan touchpad OceanGlass™ yang terbuat dari limbah plastik laut.
Laptop tipis biasanya rentan dengan suhu tinggi. Sirkulasi yang sempit dan terbatas bisa membuat aliran suhu terhambat. Hal ini diantisipasi Acer dengan digunakannya sistem pendingin dengan teknologi Acer TwinAir Cooling berupa dua fan dan dua heatpipe yang mampu menghasilkan 10% pendinginan lebih baik. Sementara sirkulasi buangan udara ditempatkan di dekat engsel layar.
Performa Kencang Asalkan Suhu Terjaga
Laptop yang kami uji ini menggunakan pilihan Intel® Core™ i7-13700H processor yang memiliki 14 cores 20 threads. Guna melihat performanya, kami menjalankan Cinebench R23 sebanyak 10x berturut-turut. Sebagai informasi tambahan, pengujian ini kami lakukan hanya untuk membuktikan performa prosesor saat beban tinggi. Ini juga untuk melihat kemampuan thermalnya dalam mendinginkan prosesor saat beban kerja tinggi. Dan pengujian ini tidak mewakili penggunaan sehari-hari yang cenderung memiliki beban lebih rendah.
Pengujian kami lakukan dengan pengaturan thermalnya pada kondisi Performance. Pengaturan thermal ini cukup dengan menekan tombol “Fn+F” untuk berpindah mode yang terdiri dari Silent, Normal dan Performance.
Pada pengujian tersebut, frekuensi clock prosesor berada di kisaran 2,3 - 2,5 GHz. Frekuensi ini disesuaikan agar tidak terjadi throttling akibat suhu berlebih. Jadi untuk meredam suhu, prosesor secara otomatis menyesuaikan frekuensinya. Jika suhu mulai meningkat maka frekuensi diturunkan. Pantauan dari HWinfo, terlihat suhu rata-rata ada di kisaran 84 derajat celcius dan maksimal sampai 95 derajat celcius.
Dengan suhu tersebut, terlihat skor multi-core pada Cinebench R23 menurun seiring dengan penurunan frekuensi clock guna meredam suhu. Meski terjadi penurunan namun skor-nya masih tinggi dengan multicore ada di rata-rata 9.894 pts.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR