Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai negara produsen dan konsumen kopi.
Organisasi Kopi Dunia (International Coffee Organization/ICO) menyebutkan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar kedua di Asia & Oseania, setelah Vietnam.
Produksinya pun terus meningkat. Tercatat pada tahun kopi 2022/23, produksinya meningkat 2,4 persen menjadi 12 juta kantong.
Dilihat dari tingkat konsumsi kopi di Indonesia dalam periode sepuluh tahun antara Oktober 2008 hingga September 2019 pun terjadi pertumbuhan yang signifikan hingga 44 persen.
Tidak heran bisnis kafe dan kedai kopi semakin marak yang kebanyakan digerakkan dan menyasar kaum muda.
Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) memperkirakan, pada tahun 2023, jumlah kedai kopi di Indonesia akan mencapai 10 ribu toko dengan pendapatan dari bisnis kedai kopi diperkirakan akan mencapai Rp80 triliun.
Peningkatan bisnis kedai kopi tentunya memacu pertumbuhan kebutuhan akan mesin sangrai kopi sebagai aspek krusial.
Bagaimana tidak, penyangraian kopi sangat berpengaruh pada aroma dan konsistensi rasa yang dihasilkan dari biji kopi.
Karena itu, tak heran para pebisnis kopi dan kedai kopi sangat memperhatikan mutu dan akurasi mesin sangria kopi dalam menghasilkan aroma dan rasa yang konsisten.
Belum lagi, kapasitas listrik mesin yang terbilang besar dan berdampak pada biaya energi yang tidak sedikit dalam komponen biaya operasional.
Melihat perkembangan kebutuhan para pebisnis kopi dan kedai kopi ini, maka industri mesin sangrai kopi pun kini turut berkembang mengikuti perubahan zaman.
Berto Coffee Roaster, produsen mesin sangrai kopi yang berfokus pada bisnis kopi skala kecil, menengah hingga besar, merupakan salah satu contoh produsen yang telah menyematkan kecanggihan teknologi digital ke dalam fitur mesinnya.
Teknologi digital mampu membuat proses sangrai kopi di mesin menjadi lebih mudah dengan tingkat presisi yang tinggi, lebih efisien, dan ramah lingkungan.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR