CEO OpenAI Sam Altman memiliki ambisis utama membangun pabrik chipset artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menialankan layanan utamanya chatbot AI ChatGPT. Tak hanya itu, dengan memproduksi chip AI mandiri, OpenAI mampu menekan harga operasi dan terlepas ketergantungan dari NVIDIA sebagai pemasok utama chip AI ChatGPT.
Sebelumnya, Sam Altman diterpa isu tidak sedap usai dipecat oleh dewan direksi OpenAI karena buruknya komunikasi. Namun, keputusan dewan direksi itu membuat internal OpenAI bergejolak dan membuat beberapa pegawai penting OpenAI mengundurkan diri. Tak mau, isu pemecatan itu berkembang liar maka dewan direksi kembali merekrut kembali Sam Altman sebagai CEO OpenAI.
"Kami sedang merancang dan ingin membangun jaringan pabrik chip AI yang besar untuk menantang dominasi NVIDIA dalam pasar chip AI," katanya.
Pendiri OpenAI ChatGPT itu pun langsung mencari investor kaya asal Timur Tengah untuk menciptakan chip AI yang lebih terjangkau, menghadapi supremasi NVIDIA. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi biaya perolehan chip OpenAI, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu mengurangi ketergantungan perusahaan pada pemain besar seperti NVIDIA.
Konsorsium G42 dari Abu Dhabi dan SoftBank dari Jepang disebut sebagai mitra potensial, dan Altman sedang dalam pembicaraan dengan produsen chip terkemuka seperti TSMC dan Samsung untuk mendirikan unit fabrikasi khusus.
Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar. Sementara Google, Microsoft, dan Amazon lebih memilih kerjasama dengan produsen besar, Altman memilih untuk mandiri dengan membangun infrastruktur sendiri. Hal itu membutuhkan sumber daya yang besar, berisiko tinggi, dan belum pernah dicoba dalam skala sebesar ini.
Ambisi Altman tercermin dalam negosiasi pendanaan dengan G42, di mana ia berusaha mendapatkan hingga USD10 miliar dari investor asal Uni Emirat Arab. Langkah itu akan melibatkan negosiasi yang rumit, dengan mempertimbangkan faktor eksternal seperti pengawasan ketat terhadap hubungan G42 dengan entitas China yang masuk daftar hitam. Meskipun sempat mengalami kerugian, G42 telah sukses meraih pendapatan USD1,6 miliar pada 2023. Saat ini, OpenAI sedang mencari pendanaan baru dengan valuasi sekitar USD100 miliar.
Baca Juga: Logitech Kenalkan Zone Wireless 2, Headset Bisnis Berbasis AI Terbaik
Baca Juga: Survei EGN : Dunia Bisnis Indonesia Kurang Siap Adopsi Teknologi AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR