Lebih dari tiga perempat IT leader di Indonesia percaya, transisi kepemimpinan politik sedikit saja dampaknya terhadap anggaran dan strategi TI pasca pemilu, menurut hasil riset terbaru iCIO Community.
Meski begitu, sebanyak 46% pemimpin TI yang disurvei menyatakan akan mengantisipasi perubahan regulasi yang mungkin terjadi terhadap strategi TI mereka.
Temuan ini menjadi penting mengingat transisi poltik bukan hanya tentang perubahan kekuasaan, tetapi juga berpotensi menjadi momen untuk mendorong inovasi di berbagai sektor, termasuk dalam ranah Teknologi Informasi (TI).
Menurut iCIO, peran pemimpin TI menjadi semakin penting di tengah dinamika ekonomi menjelang pemilu. Analisis mendalam tentang dampak transisi ini menjadi hal yang krusial bagi para pemimpin TI.
Menurut riset terbaru iCIO Community, mayoritas pemimpin TI memandang perubahan politik sebagai momentum untuk meneguhkan visi teknologi mereka.
"Perubahan politik adalah kesempatan bagi para pemimpin TI untuk menunjukkan ketangguhan dan adaptabilitas mereka dalam mengelola strategi teknologi," ujar Muhammad Suhada, Koordinator Divisi Research, iCIO Community.
Menurutnya, kemampuan mempertahankan visi jangka panjang sambil merespons tantangan yang mendesak menjadi bukti komitmen para pemimpin TI untuk menghadirkan inovasi bagi organisasi.
Riset Prospect and Priorities: Implications for IT Budget & Strategies in the Post-Election Era yang dilakukan iCIO Community dan di dukung oleh CTI Group telah dilakukan sejak bulan Desember 2023 – hingga Januari 2024 lalu secara online.
Riset ini melibatkan para anggota iCIO Community yang merupakan pemimpin TI dari 50 lebih perusahaan terkemuka di Indonesia. Mayoritas merupakan industri yang bergerak di bidang perbankan, jasa keuangan, layanan kesehatan, teknologi dan informasi serta lainnya.
Riset ini mengungkapkan pandangan mendalam tentang bagaimana perubahan politik memengaruhi visi teknologi organisasi, strategi anggaran TI, serta tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan teknologi oleh pemimpin TI.
Inilah temuan-temuan dari riset iCIO.
1. Visi teknologi
Mayoritas (lebih dari 79%) pemimpin TI mempercayai bahwa perubahan dalam kepemimpinan politik memiliki dampak sedikit pada visi teknologi organisasinya. Bahkan, 24,5% responden percaya bahwa pergantian pemimpin tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan teknologi organisasi mereka. Respons ini mencerminkan ketangguhan dan adaptabilitas dalam mengelola strategi teknologi secara efektif.
2. Implikasi terhadap anggaran dan strategi TI
Terdapat variasi dalam hal pendapat seputar anggaran dan strategi TI setelah pemilu. Sebanyak 89,8% memilih untuk tetap stabil dalam anggaran TI mereka. Sekitar 6,1% memilih untuk mengurangi anggaran dan mengetatkan “ikat pinggang” karena ketidakpastian ekonomi.
Dalam hal strategi teknologi, sebanyak 26,5% akan tetap konsisten dengan rencana yang ada. Sedangkan 46,9% mengantisipasi perubahan regulasi yang mungkin terjadi. Pada presentase yang lebih kecil, ada pula yang menyelaraskan strateginya dengan kebijakan teknologi pemerintah (8,2%) atau beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah-ubah (18,4%).
3. Kepatuhan data sebagai langkah proaktif untuk keamanan dan kepatuhan hukum
Sebanyak 53,1% telah mengalokasikan anggaran dan jumlah staf tertentu untuk kepatuhan data. Sementara 26,5% responden saat ini sedang dalam tahap diskusi. Hal ini menunjukkan upaya berkelanjutan untuk memformalkan strategi. Namun, 20,4% mengelola kepatuhan data dalam tim TI tanpa anggaran khusus.
Menurut iCIO, terkait Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP), memiliki anggaran dan mengalokasikan sejumlah staf tertentu untuk menangani kepatuhan data adalah tanda positif dan menunjukkan sikap proaktif dari organisasi dalam mengatasi tantangan kepatuhan.
Hal ini, menurut iCIO, juga memungkinkan pemimpin TI untuk lebih fokus pada menunjukkan komitmen terhadap persyaratan regulasi.
4. Prioritas teknologi dan tantangan
Di tahun 2024, menurut riset iCIO, beberapa prioritas utama bagi para pemimpin TI Indonesia dalah Security & Privacy, Data Management, Digital Platform, Generative AI, dan DevOps & Microservices. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah beralih dari budaya lama dan mengatasi hambatan dalam implementasi.
Budaya warisan, kesenjangan pengetahuan dalam tim internal, masalah implementasi, dan ketersediaan vendor lokal yang sesuai dengan kebutuhan semuanya menjadi batu sandungan dalam mewujudkan visi teknologi.
Dalam menghadapi era transisi politik pasca-pemilu, riset ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang prioritas, tantangan, dan strategi yang dihadapi oleh pemimpin TI. “Melihat bahwa pengembangan TI bersifat jangka panjang, kita dapat bersama-sama merancang langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan transformasi digital di masa yang akan datang. Walaupun perubahan politik bersifat jangka pendek dibandingkan pengembangan TI, tentu masih ada tantangan yang akan dihadapi. Para pemimpin TI di Indonesia siap untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam menjawab dinamika politik dengan solusi teknologi yang inovatif. Keberanian, adaptabilitas, dan ketahanan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi perubahan politik yang tidak pasti,” jelas Ketuai iCIO Community, YB Hariantono.
Baca juga: Cara OpenAI Hilangkan Ketakutan Penggunaan Layanan AI-nya dalam Pemilu
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR