Inggris mengalokasikan dana jumbo senilai 100 juta Poundsterling atau sekitar Rp2 triliun untuk pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dana itu akan disalurkan ke sembilan pusat penelitian AI dan pelatihan regulator AI.
"Perkembangan teknologi AI dan manusia harus berjalan bersama. Fokus utama Inggris saat ini adalah mengatasi risiko yang terkait dengan perkembangan AI dengan pendekatan yang gesit dan spesifik pada sektor tersebut," kata Menteri Teknologi Inggris Michelle Donelan seperti dilansir Reuters.
Sebagian besar dana, sebesar 90 juta Poundsterling atau sekitar Rp 1,7 triliun, akan difokuskan pada penerapan AI di berbagai sektor seperti perawatan kesehatan, kimia, matematika, dan kemitraan dengan Amerika Serikat. Sementara 10 juta Poundsterling atau sekitar Rp 197 miliar akan dialokasikan untuk membangun regulator yang akan mengelola risiko dan memanfaatkan peluang terkait AI, termasuk pengembangan alat pemantau di sektor telekomunikasi, perawatan kesehatan, keuangan, dan pendidikan.
Inggris sebelumnya menjadi tuan rumah KTT Internasional Keselamatan AI pada 1-2 November 2023, yang diselenggarakan di Bletchley Park, tempat kerja para pemecah kode Inggris selama Perang Dunia II. KTT tersebut menghasilkan Deklarasi Bletchley, ditandatangani oleh 25 negara, yang bertujuan untuk bersama-sama mengidentifikasi risiko dan mengembangkan mitigasi terkait perkembangan AI.
Strategi AS Kembangkan AI
Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan dana miliaran dolar kepada pabrikan chip untuk mendukung perusahaan seperti Intel dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) membangun pabrik baru di AS. AS mendorong perusahaan semikonduktor itu membangun chip ponsel pintar, dan sistem persenjataan.
"Pengumuman ini bertujuan untuk memulai produksi semikonduktor canggih yang menggerakkan smartphone, AI, dan sistem persenjataan," tulis Reuters dalam laporannya.
Nantinya, pengumuman resmi pemberian subsidi itu akan dilakukan sebelum pidato kenegaraan Biden pada 7 Maret. Intel memiliki proyek yang sedang berjalan di beberapa negara bagian AS seperti di Arizona, Ohio, New Mexico, dan Oregon yang akan menelan biaya lebih dari USD 43,5 miliar. TSMC sendiri membangun dua pabrik di dekat Phoenix dengan investasi total sebesar USD 40 miliar.
Selain Intel dan TSMC, Samsung Electronics dari Korea Selatan juga memiliki proyek senilai USD 17,3 miliar di Texas, sementara perusahaan lain seperti Teknologi Mikron, Instrumen Texas, dan Global Foundries juga terlibat.
Departemen Perdagangan AS menegaskan proses pemberian subsidi itu telah melewati negosiasi komersial yang ketat dan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi AS dan keamanan nasional. Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo m telah mengumumkan rencana untuk memberikan sekitar selusin penghargaan pendanaan untuk chip semikonduktor pada tahun berikutnya, dengan harapan mengubah lanskap produksi chip AS.
Salah satu penghargaan pertama telah diberikan kepada BAE Systems untuk produksi chip pesawat tempur sebagai bagian dari program subsidi "Chips for America" senilai USD 39 miliar yang disetujui oleh Kongres AS pada tahun 2022.
Cari Investor Kaya
CEO OpenAI Sam Altman memiliki ambisis utama membangun pabrik chipset artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menialankan layanan utamanya chatbot AI ChatGPT. Tak hanya itu, dengan memproduksi chip AI mandiri, OpenAI mampu menekan harga operasi dan terlepas ketergantungan dari NVIDIA sebagai pemasok utama chip AI ChatGPT.
Sebelumnya, Sam Altman diterpa isu tidak sedap usai dipecat oleh dewan direksi OpenAI karena buruknya komunikasi. Namun, keputusan dewan direksi itu membuat internal OpenAI bergejolak dan membuat beberapa pegawai penting OpenAI mengundurkan diri. Tak mau, isu pemecatan itu berkembang liar maka dewan direksi kembali merekrut kembali Sam Altman sebagai CEO OpenAI.
"Kami sedang merancang dan ingin membangun jaringan pabrik chip AI yang besar untuk menantang dominasi NVIDIA dalam pasar chip AI," katanya.
Pendiri OpenAI ChatGPT itu pun langsung mencari investor kaya asal Timur Tengah untuk menciptakan chip AI yang lebih terjangkau, menghadapi supremasi NVIDIA. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi biaya perolehan chip OpenAI, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu mengurangi ketergantungan perusahaan pada pemain besar seperti NVIDIA.
Konsorsium G42 dari Abu Dhabi dan SoftBank dari Jepang disebut sebagai mitra potensial, dan Altman sedang dalam pembicaraan dengan produsen chip terkemuka seperti TSMC dan Samsung untuk mendirikan unit fabrikasi khusus.
Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar. Sementara Google, Microsoft, dan Amazon lebih memilih kerjasama dengan produsen besar, Altman memilih untuk mandiri dengan membangun infrastruktur sendiri. Hal itu membutuhkan sumber daya yang besar, berisiko tinggi, dan belum pernah dicoba dalam skala sebesar ini.
Ambisi Altman tercermin dalam negosiasi pendanaan dengan G42, di mana ia berusaha mendapatkan hingga USD10 miliar dari investor asal Uni Emirat Arab. Langkah itu akan melibatkan negosiasi yang rumit, dengan mempertimbangkan faktor eksternal seperti pengawasan ketat terhadap hubungan G42 dengan entitas China yang masuk daftar hitam. Meskipun sempat mengalami kerugian, G42 telah sukses meraih pendapatan USD1,6 miliar pada 2023. Saat ini, OpenAI sedang mencari pendanaan baru dengan valuasi sekitar USD100 miliar.
Baca Juga: OpenAI Bakal Tambahkan Watermark ke Hasil Gambar Model AI Dall-E 3
Baca Juga: Aplikasi Edit Video Microsoft Clipchamp Kebagian Fitur AI Terbaru
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR