Oleh: Fanly Tanto, Country Director, Indonesia, Google Cloud
[Redaksi] Teknologi artificial intelligence (AI) diprediksi akan semakin marak di tahun ini. Dalam tulisan berikut, Google Cloud memberikan gambaran tentang cara pemanfaatan AI generatif di tiga sektor utama.
Saat ada teknologi baru yang berkembang secepat perkembangan AI generatif, memang tidak selalu mudah untuk bisa mengikutinya.
Sama halnya dengan percepatan digitalisasi pada masa awal COVID-19 melanda. Perusahaan-perusahaan yang memilih untuk memantau situasi terlebih dahulu akhirnya malah tertinggal jauh.
Kini kita sampai pada titik perubahan baru dengan hadirnya artificial intelligence (AI) generatif. Ada baiknya kita memahami perubahan apa yang akan terjadi di industri karena AI generatif. Dengan demikian kita tidak akan tertinggal.
Sektor Retail
Para peritel pasti sangat memahami bahwa kualitas suatu brand berbanding lurus dengan kualitas layanan pelanggannya. Dengan AI generatif, agen virtual bisa meringankan beban contact center retailer dengan chatbot instan yang merespons seperti manusia untuk membantu pembeli menemukan solusi masalah dengan cepat, baik untuk mencari tahu perbedaan produk maupun menukar pesanan. Hal tersebut juga dapat mendukung interaksi jual beli melalui percakapan online (conversational commerce) untuk membantu pembeli menemukan apa yang mereka cari dan mencegah terhentinya proses pencarian.
Bayangkan kita memiliki staf virtual pribadi yang mampu berinteraksi dengan pembeli dan menyarankan barang sesuai pertanyaan atau preferensi pembeli. Sekarang bayangkan hal itu dilakukan dalam skala besar, dan kita bisa langsung tahu betapa menariknya prospek ini bagi retailer.
AI generatif juga dapat membantu merampingkan dan mempercepat proses pengelolaan katalog produk yang kerap menghabiskan banyak waktu. Pengelolaan katalog produk selama ini menjadi kendala retail karena para peritel harus mengelola inventaris yang sering berotasi.
Dengan mengotomatisasi pekerjaan yang menjemukan, retailer bisa memperbarui inventaris dengan jumlah dan jenis produk yang akurat secara real-time, mendapatkan gambar produk dari vendor, mengurutkan dan mengkategorisasi produk berdasarkan istilah penelusuran populer dan deskripsi yang relevan, serta menulis keterangan produk agar produk mudah dicari.
Para pemasar retail yang lihai kemudian dapat menggunakan deskripsi produk ini dan membuat materi iklan yang menarik serta bervariasi sehingga mampu memikat berbagai pangsa pasar.
Sebagai contoh, sebuah produk berupa tas, kita buatkan materi iklan yang berbeda untuk menyasar pembeli dari berbagai kalangan, seperti pembeli yang sadar lingkungan, milenial yang senang jalan-jalan, dan ibu-ibu yang baru saja punya anak.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR