Startup di bidang agritech (agriculture technology) Koltiva, meluncurkan sebuah solusi baru yaitu EUDR.
Solusi ini dirancang untuk membantu para perusahaan dalam mematuhi regulasi EUDR, yang mewajibkan laporan uji kelayakan/Due Diligence yang ketat.
Proses ini mencakup Pengumpulan Data terkait asal-usul produk, termasuk data geolokasi yang spesifik, memastikan produk bebas deforestasi dan mematuhi regulasi setempat.
Pengukuran Risiko (Risk Assessment) untuk mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat risiko negara dan keberadaan hutan.
Selain itu, perusahaan diharuskan menerapkan langkah-langkah Mitigasi Risiko (Risk Mitigation) seperti audit dan dukungan pemasok.
Tak hanya itu, regulasi ini juga mewajibkan pelaporan tahunan kepada publik terkait sistem uji tuntas dan pemeliharaan dokumentasi terkait setidaknya selama lima tahun.
Menanggapi kebutuhan regulasi ini, Koltiva mengembangkan solusi untuk membantu para perusahaan melalui pendekatan modular yang terdiri dari, KoltiTrace MIS (Management Information System).
Platform pemetaan dan ketertelusuran tersebut membantu pemasok swadaya untuk memenuhi peraturan EUDR.
Selain itu, pendekatan kedua, KoltiSkills yang memungkinkan processors dan manufactures untuk mendapatkan layanan lapangan atau bantuan pihak ketiga dalam proses implementasi pengadaan bahan berkelanjutan bersama produsen/petani.
Layanan ini mencakup pemetaan rantai pasok, dukungan penelusuran transaksional, dan layanan mitigasi risiko.
Tambahan terbaru pada pendekatan modular Koltiva untuk solusi EUDR adalah Verifikasi Data.
Solusi ini memungkinkan produsen memetakan dan memverifikasi data rantai pasok mereka secara mandiri, termasuk pemasok yang menggunakan platform lain atau KoltiTrace tanpa memanfaatkan layanan KoltiSkills.
Data dievaluasi berdasarkan kelengkapan, kualitas, dan kepatuhan EUDR, dan kunjungan verifikasi sampel dapat dijadwalkan sesuai permintaan.
Manfred Borer, CEO and Co-founder Koltiva, mengungkapkan “Kami melihat EUDR lebih dari sekadar peraturan; ini adalah sebuah sebuah misi, elemen penting dari Kesepakatan Hijau Eropa (European Green Deal), yang mendorong netralitas iklim pada tahun 2050.”
”Dengan mematuhi peraturan tersebut, akan semakin banyak perusahaan di dunia yang turut berkontribusi dalam upaya global memerangi deforestasi, faktor penting dalam perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dengan tenggat waktu kurang dari satu tahun, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk membantu dunia usaha dalam mencapai kepatuhan,” lanjutnya
”Kami mendukung perusahaan dengan solusi teknologi dan layanan yang menavigasi peraturan Uni Eropa mengenai deforestasi memanfaatkan platform ketertelusuran kami yang kuat, KoltiTrace, layanan pendampingan untuk pengadaan bahan baku berkelanjutan melalui KoltiSkills, dan solusi ahli untuk laporan uji kelayakan dan analisis EUDR yang komprehensif, Verifikasi Data,” papar Borer.
Regulasi tersebut mengharuskan kepatuhan lebih dari 50,000 perusahaan yang melakukan importasi atau memproses salah satu dari tujuh komoditas, termasuk minyak sawit, kakao, kopi, karet, kayu, kedelai, produk hasil ternak, dan turunannya seperti kulit dan mebel.
Selain itu, perusahaan non-Uni Eropa yang bergerak dalam aktivitas perdagangan di Eropa juga diwajibkan untuk mematuhi regulasi ini.
”Kami berkomitmen untuk memastikan proses kepatuhan yang cermat mulai dari pemetaan rantai pasok dan pengukuran risiko, verifikasi koneksi rantai pasok, pelatihan dan pemantauan, pemetaan deforestasi, mitigasi risiko, hingga laporan uji kelayakan dan analisis EUDR (due diligence),” pungkas Borer.
Baca Juga: Startup Agritech Koltiva Raih Pendanaan Seri A dari AC Ventures dkk
Baca Juga: Ada 56 Startup Unicorn Terbaru di China 2023, Terbanyak Startup AI
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR