Sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia, PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari East Ventures dan Royal Group dengan nilai yang tidak diungkapkan.
PathGen berfokus pada solusi pengujian molekuler. Dengan dana segar ini, akan dialokasikan untuk pengembangan beberapa area utama, seperti Penelitian dan Pengembangan (R&D), pemanfaatan teknologi, perluasan pasar, dan lainnya.
“Kami senang menerima dukungan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia. Kami yakin bahwa pendanaan ini akan mendukung misi kami dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mendemokratisasi solusi pengujian molekuler yang sesuai dengan konteks lokal,” kata Dr. Susanti, Co-Founder dan Chief Executive Officer PathGen.
Membuat Alat Diagnostik Penyakit Lebih Terjangkau
PathGen didirikan pada tahun 2020 oleh Dr. Susanti (Co-Founder dan Chief Executive Officer) dan dr. Michael Rampangilei (Co-Founder dan Chief Operating Officer) yang bergabung pada tahun 2023.
Mereka percaya bahwa deteksi penyakit secara dini dan akses terhadap pengobatan yang lebih presisi merupakan hal yang krusial untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan, tapi sayangnya belum semua orang bisa melakukannya.
Oleh karena itu, PathGen hadir dengan visi untuk mendemokratisasikan solusi genomik di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan menyediakan alat diagnostik molekuler yang terjangkau untuk mendeteksi kanker dan berbagai penyakit lainnya di Indonesia.
Untuk diketahui, kanker masih menjadi tantangan kesehatan global, menyebabkan hampir 10 juta kasus kematian pada tahun 2020.
Faktanya sekitar setengah dari seluruh kasus kanker terjadi di negara berkembang dan negara berpendapatan rendah.
Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengungkapkan terdapatnya kesenjangan akses terhadap pengobatan kanker yang komprehensif.
Meskipun lebih dari 90% negara berpendapatan tinggi mempunyai sumber daya yang memadai, namun kurang dari 15% negara berpendapatan rendah memilikinya.
Misalnya, di Indonesia, hanya 18% fasilitas kesehatan yang memiliki akses terhadap tes kanker molekuler, hal ini disebabkan oleh biaya yang mahal, kompleksitas tes, serta keterbatasan kapasitas manusia dan laboratorium.
Sebagai solusinya, PathGen menyediakan solusi diagnostik molekuler yang dapat diakses dan diandalkan untuk mengidentifikasi risiko berdasarkan riwayat keluarga, menentukan prognosis (prakiraan kemungkinan terkena suatu penyakit), dan memprediksi respons pengobatan.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR