Melalui surat resmi, Sony Music Group (SMG) memperingatkan industri teknologi untuk tidak menggunakan data-data miliknya tanpa izin untuk melatih model-model artificial intelligence (AI).
Di website resminya, hari Kamis (16/5) Sony Music melarang penggunaan rekaman, komposisi, lirik, dan lain-lain “untuk tujuan apa pun, termasuk dalam kaitannya dengan pelatihan, pengembangan, atau komersialisasi sistem [kecerdasan buatan] apa pun.”
Penggunaan data tanpa izin, untuk keperluan pengembangan sistem AI oleh perusahaan lain disebut Sony Music sebagai pelanggaran hak kekayaan intelektual.
Menurut surat yang diterima Billboard, Sony Music sedang dalam proses menghubungi ratusan perusahaan pengembang AI generatif, termasuk perusahaan penyedia layanan streaming, untuk menyampaikan pesan ini secara langsung.
Dalam surat tersebut tertulis, “penggunaan tanpa izin atas Konten SMG dalam pelatihan, pengembangan, atau komersialisasi sistem AI mengakibatkan Perusahaan SMG dan Talenta SMG kehilangan kontrol dan kompensasi yang pantas atas penggunaan konten SMG, bertentangan dengan eksploitasi normal karya-karya tersebut, secara tidak wajar merugikan kepentingan sah kami, dan melanggar hak kekayaan intelektual serta hak-hak kami lainnya.”
Bulan Oktober tahun lalu, Universal Music Group (UMG) bersama beberapa perusahaan musik lainnya menuntut startup AI Anthropic dengan tuduhan bahwa “dalam proses membangun dan mengoperasikan model AI, [perusahaan tersebut] secara ilegal menyalin dan menyebarkan sejumlah besar karya berhak cipta.”
Di ajang Artificial Intelligence Insight Forum bulan November di Washington, D.C., AS, Dennis Kooker, President Global Digital Business, Sony Music menuding industri teknologi dan investor yang spekulatif berusaha memengaruhi pemerintah agar menerima pandangan yang tidak tepat tentang hak cipta, yang mungkin lebih menguntungkan bagi mereka secara finansial.
“Salah satunya adalah ketika penggunaan musik untuk tujuan melatih dan saat perusahaan tertentu diperbolehkan mengambil seluruh nilai yang dihasilkan oleh sektor kreatif tanpa izin, dan membangun bisnis yang besar berdasarkan hal itu tanpa membayar apa pun kepada para penciptanya,” jelas Kooker
Namun, menurut Kooker, Sony Music pun secara aktif berdiskusi dengan sekitar 200 startup dan para pemain AI generatif tentang pengembangan produk dan tool baru.
"Percakapan ini meliputi alat-alat bantu untuk tim kreatif atau pemasaran, hingga alat-alat yang berpotensi memberikan kami kemampuan untuk lebih baik melindungi konten seniman atau menemukannya ketika digunakan secara tidak sah, hingga produk-produk baru yang belum pernah diluncurkan sebelumnya," ujarnya seperti dikutip dari Billboard.com.
Baca juga: Solusi Schneider Electric Ini Bantu Dukung Data Center yang AI-ready
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR