Siapa Saja Bisa Jadi Korban!
Mengomentari insiden TikTok, Patrick Tiquet, VP of Security and Compliance, Keeper Security, melihat serangan malware melalui direct message dapat menyebabkan konsekuensi yang serius, seperti ancaman terhadap informasi pribadi dan keuangan pengguna, serta reputasi selebriti dan brand. “Jika malware mengambil alih perangkat pengguna, potensi kejahatan siber meningkat secara dramatis,” tandas Tiquet.
Ia mengingatkan bahwa siapa saja bisa menjadi korban peretasan. Para selebriti dan individu high profile disasar karena statusnya, tapi para penjahat siber pun secara massal membidik mangsa yang paling mudah diserang.
Oleh karena itu, menurut Patrick Tiquet, adalah sangat penting bagi platform maupun pengguna untuk meningkatkan keamanan. Ia menyarankan pengguna menghindari mengklik tautan tidak dikenal, menggunakan kata sandi yang kuat (minimal 16 karakter, terdiri dari campuran angka, huruf besar/kecil, dan simbol), dan mengaktifkan Multi-Factor Authentication (MFA) untuk perlindungan tambahan.
“MFA memberikan lapisan keamanan tambahan yang dapat membantu mencegah sebagian besar pelanggaran,” jelasnya. Jika ada pemberitahuan MFA tanpa upaya login, pengguna diingatkan untuk menolak akses dan memperbarui kredensial. Selain itu, Patrick Tiquet juga menyarankan penggunaan manajer kata sandi (password manager) untuk manajemen yang lebih aman.
Baca juga: Serangan Malware Incar Akun Tokoh Penting di Aplikasi TikTok
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR