Saat data menjadi “the new oil,” transformasi data menjadi wawasan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat dan cepat adalah langkah penting bagi perusahaan masa kini. Hal inilah yang dilakukan oleh dua bank besar di Indonesia, Bank Mandiri dan BNI.
Diawali dengan Integrasi Data
Transformasi data di Bank Negara Indonesia (BNI) dimulai 5-6 tahun lalu, yang ditandai salah satunya dengan implementasi solusi business intelligence dan advance analytics dari Tableau. Fokus utama dari dari implementasi tersebut adalah integrasi data untuk menghasilkan manajemen pelaporan yang terpusat melalui format dashboard.
Sebelumnya, dengan 40.000 karyawan yang melayani jutaan pelanggan di seluruh dunia, BNI harus menangani big data sebesar 30 terabyte yang terus bertambah dan tanpa ada gudang data terpusat yang dapat dirujuk oleh manajemen di semua tingkatan.
Sementara para manajer harus bergantung pada laporan yang dikeluarkan dari kantor pusat berupa ringkasan data yang kurang rinci sehingga sulit untuk membuat keputusan strategis berdasarkan wawasan.
Padahal, menurut Billie Setiawan, SVP, Data Management & Analytics, Bank Negara Indonesia, fleksibilitas, dalam melihat data secara terperinci, misalnya berdasarkan level cabang, segmen, atau produk, dapat membantu bank memahami performa bank secara menyeluruh tanpa perlu menyusun ulang data secara keseluruhan.
Tableau untuk Tingkatkan Kemampuan Analitik
Dalam upaya menyajikan solusi terbaik bagi nasabah, Bank Mandiri menerapkan optimalisasi data, yang mengharuskan setiap keputusan dilandasi oleh analisis data. Artinya setiap orang di perusahaan akan berinteraksi dengan data, menjadikan analisis maupun visualisasi data menjadi hal yang penting.
Untuk mendukung hal itu, Bank Mandiri bermitra dengan Tableau. Kemitraan ini membantu meningkatkan keterampilan analitik data di antara karyawan dan membuat data lebih mudah diakses.
Sebagai informasi, sebelum menggunakan Tableau, permintaan informasi dikirim ke kantor pusat yang membutuhkan dua minggu untuk menjalankan query SQL dan mengumpulkan informasi dari berbagai sistem. Setelah itu, mereka menyiapkan laporan dalam format spreadsheet dan mengirimkannya melalui email. Namun, Bank Mandiri menginginkan cara yang lebih cepat dan mudah untuk menganalisis informasi serta menyediakan akses yang lebih aman bagi mereka yang membutuhkannya.
Kurnia Sofya Rosyada, SVP, Enterprise Data Analytics, Bank Mandiri menyebut bahwa visualisasi data akan membantu merumuskan pertanyaan yang tepat untuk memandu pengambilan keputusan bisnis. “Visualisasi memungkinkan untuk menyoroti masalah utama dan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi performa bisnis, serta menyediakan wawasan yang dapat dijadikan dasar untuk tindakan konkret. Dengan visualisasi data, pemangku kepentingan dapat dengan mudah memahami dan merespons informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang strategis dalam pengembangan bisnis,” ujar Kurnia.
Penggunaan Tableau di BNI
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR