OpenAI memperkenalkan CriticGPT, sebuah model AI terbaru yang mampu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan kode pemrograman. OpenAI merancang CriticGPT dengan model AI GPT-4 dan dilatih dengan berbagai contoh kode yang mengandung kesalahan atau bug. Model AI CriticGPT memiliki potensi yang besar dalam pengembangan software karena mampu menemukan dan mengatasi kesalahan dalam pembuatan kode.
Model AI CriticGPT juga memungkinkan pengguna memperbaiki kode yang ditemukan memiliki kesalahan. Teknik itu dikenal sebagai Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF), di mana model memperoleh peningkatan dari koreksi dan umpan balik pengguna.
Meskipun memiliki keunggulan dalam mendeteksi kesalahan yang tidak ditemukan oleh manusia, CriticGPT masih memiliki batasan. Model AI itu masih sulit menangani kode pemrograman yang sangat kompleks atau yang dibuat oleh AI lain, yang cenderung tidak efisien atau berlebihan.
Secara teknis, CriticGPT juga dapat menghasilkan ulasan yang mendetail terkait kesalahan dalam kode pemrograman, menggunakan teknik baru bernama Force Sampling Beam Search. Meski demikian, OpenAI mengakui bahwa model ini belum sempurna dan masih memerlukan pengembangan lebih lanjut sebelum dapat digunakan secara luas oleh pengembang aplikasi.
Kemampuan GPT-5
OpenAI sedang mengembangkan model bahasa besar AI (LLM) GPT (Generative Pre-trained Transformer) generasi ke-5 yang akan menawarkan kecerdasan luar biasa. Bahkan, OpenAI mengeklaim kecerdasan GPT-5 setara dengan mahasiswa kedokteran atau S3 sekaligus menyingkirkan kemampuan GPT-4 yang saat ini ada di pasar.
Chief Technology Officer OpenAI Mira Murati mengatakan OpenAI sukses menciptakan inovasi luar biasa dalam pengembangan GPT-5 karena kemampuan berpikirnya setara dengan manusia. Padahal, OpenAI belum memasuki pengembangan AI yang super pintar yaitu Artificial General Intelligence (AGI).
"Jika dilihat dari perkembangan, sistem seperti GPT-3 mungkin setara dengan anak balita, sedangkan GPT-4 lebih mirip dengan seorang pelajar SMA yang cerdas. GPT-5 setara dengan mahasiswa Ph.D," kata Murati. dalam sebuah wawancara dengan Dartmouth Engineering yang diunggah di media sosial X (sebelumnya Twitter) seperti dikutip Digital Trends.
Murati juga menjelaskan bahwa GPT-5 hanya akan diterapkan pada tugas-tugas tertentu saja, karena sistem tersebut sudah setara dengan manusia dalam beberapa tugas, namun belum dalam banyak tugas lainnya. Wawancara ini juga mengungkapkan bahwa GPT-5 diperkirakan akan dirilis dalam satu setengah tahun ke depan, yang berarti kemungkinan besar akan hadir pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026.
Klaim Murati mengenai kecerdasan GPT-5 juga memperkuat pernyataan CTO Microsoft sebelumnya. Dalam sebuah video YouTube yang diunggah pada 31 Mei 2024, CTO Microsoft, Kevin Scott, menyebutkan bahwa sistem AI generasi selanjutnya akan mampu melewati ujian Ph.D berkat peningkatan memori dan kemampuan penalaran.
"Saat ini AI masih memiliki memori episodik dan tidak dapat mengingat interaksi sebelumnya dengan pengguna. Namun, di masa depan, AI akan memiliki memori yang lebih persisten, sehingga mampu memberikan tanggapan yang lebih alami dan akurat dalam berbagai percakapan, tidak hanya yang sedang berlangsung," ucapnya.
Baca Juga: Hacker Brain Cipher Bakal Buka Kunci Enkripsi PDN Gratis Besok!
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR