Jaringan supermarket terkemuka di Jepang Aeon mengadopsi sistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terbaru untuk mengevaluasi dan menstandarisasi senyuman karyawan mereka. Pada 1 Juli, Aeon mengumumkan peluncuran "sistem AI pemeringkatan senyum" – yang dikenal sebagai "Mr Smile" – di 240 toko di seluruh Jepang, menjadikannya perusahaan pertama yang menggunakan teknologi ini.
Dikembangkan oleh perusahaan Jepang InstaVR, Mr Smile dapat menilai perilaku karyawan dan keseluruhan sikap secara akurat berdasarkan lebih dari 450 faktor, termasuk sapaan, ekspresi wajah, volume suara, dan nada bicara. Menurut laporan dari New Atlas (28/7), Aeon menyatakan bahwa tujuan sistem ini adalah untuk menstandarisasi senyum anggota staf dan memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Mr Smile juga menggabungkan elemen permainan untuk mendorong staf meningkatkan skor mereka dan, pada akhirnya, "sikap layanan" mereka secara keseluruhan. Aeon melaporkan bahwa uji coba perangkat lunak AI ini di delapan toko mereka, yang melibatkan sekitar 3.400 karyawan, menunjukkan peningkatan sikap layanan sebesar 1,6 kali lipat selama tiga bulan sebelum peluncuran penuh ke semua toko mereka.
Pengawasan terus-menerus terhadap tindakan karyawan, termasuk senyuman mereka selama bekerja, kemungkinan besar akan menyebabkan penyesuaian sikap tertentu, terutama di negara yang sangat menghargai "menyelamatkan muka." Namun, tidak bisa dihindari bahwa teknologi ini mengingatkan pada awal episode Black Mirror.
Robot AI Amazon
Perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan teknologi robotik terus melaju pesat.Perusahaan-perusahaan seperti Boston Dynamics, Xiaomi, dan Samsung sukses mengembangkan robot-robot canggih dan diserap oleh industri. Baru-baru ini Amazon memperbarui sistem robotiknya di gudang-gudangnya sehingga menghasilkan peningkatan signifikan dalam kecepatan dan efisiensinya.
Keunggulan utama Amazon bukan hanya pada akses pasar yang luas, tetapi juga pada kepemilikan dan pengoperasian gudang-gudangnya sendiri, dari mana produk-produk didistribusikan ke berbagai lokasi operasional Amazon. Kehadiran robot-robot itu bukan hanya memberikan manfaat bagi kepuasan pelanggan, tetapi juga mengurangi waktu tunggu pengiriman.
Sebagai contoh, banyak pelanggan lebih memilih untuk membeli produk dari Amazon meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal dibandingkan platform lain, karena mereka yakin dengan kecepatan pengiriman Amazon. Tentu saja, memiliki dan mengelola gudang-gudang ini membawa tantangan operasional tersendiri. Amazon mengatasi tantangan ini dengan memanfaatkan teknologi robotik berbasis AI.
Dalam laporan Gizmochina, Amazon mengumumkan sistem robotika terbaru yang disebut Sequoia. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kesejahteraan para pekerjanya, sambil juga meningkatkan kepuasan pelanggan. Sequoia adalah serangkaian sistem robotika yang terintegrasi, mencakup robot yang mampu bergerak, sistem gantry, lengan robot, dan stasiun kerja yang ergonomis bagi karyawan.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan robot bergerak untuk mengangkut inventaris dalam peti kemas langsung ke sistem gantry. Gantry kemudian dapat mengisi ulang persediaan atau mengirimkannya kepada karyawan yang akan mengambil produk sesuai pesanan pelanggan. Dengan bantuan Sequoia, Amazon dapat mengidentifikasi dan menyimpan inventaris hingga 75% lebih cepat dibandingkan sebelumnya, serta mengurangi waktu yang diperlukan untuk memproses pesanan melalui pusat pemenuhan hingga 25%.
Selain itu, Sequoia juga didesain untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Sistem ini memungkinkan produk yang beratnya menjadi lebih mudah dijangkau oleh pekerja tanpa perlu membungkuk atau mengulurkan tangan ke atas kepala, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi risiko cedera. Menurut Amazon, tercatat penurunan sebanyak 15% dalam tingkat insiden di situs Amazon Robotics dan penurunan sebesar 18% dalam tingkat insiden waktu yang hilang pada tahun 2022, dibandingkan dengan situs yang tidak menggunakan robotika.
Baca Juga: OpenAI Bakal Hadirkan Fitur Mode Suara ke ChatGPT Plus, Ini Fungsinya
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR