Cloudera kembali menggelar konferensi tahunan data dan AI, EVOLVE24 APAC, kemarin (7/8) di Marina Bay Sands, Singapura. Di ajang ini, Cloudera menyampaikan strateginya dalam mengakselerasi adopsi enterprise artificial intelligence (AI), khususnya di kawasan Asia Pasifik.
Disponsori oleh Amazon Web Services (AWS), IBM dan Red Hat, konferensi EVOLVE24 APAC dihadiri oleh para eksekutif Cloudera bersama dengan lebih dari 400 pelanggan dan mitra, analis, dan pemimpin bisnis.
“EVOLVE24 adalah rangkaian acara tentang data dan AI yang paling lengkap di dunia, memberikan perusahaan pelatihan hands-on dan akses one-to-one dengan para pakar dari Cloudera,” kata Charles Sansbury, CEO Cloudera.
Fokus Pada AI
AI terus menjadi perhatian mengingat potensinya dalam menumbuhkan bisnis. Menurut laporan yang dirilis PwC, AI diperkirakan akan memberikan kontribusi sekitar US$15,7 triliun terhadap ekonomi global hingga 2030.
Namun dalam survei Cloudera terhadap para pemimpin TI terungkap sejumlah tantangan perusahaan saat mengakses semua data mereka, seperti contradictory dataset, ketidakmampuan untuk mengelola data di semua platform dan terlalu banyak data.
Survei bertajuk “State of the Enterprise AI and Data Architecture modern” ini juga menyoroti bahwa beberapa kendala utama dalam pengadopsian AI, seperti risiko keamanan dan kepatuhan, kurangnya pelatihan atau talenta yang sesuai untuk mengelola tool AI dan tool AI yang berbiaya tinggi.
“Kebutuhan akan fondasi data yang kuat tidak pernah sejelas ini. AI adalah kunci yang membuka potensi sesungguhnya dari aset berharga ini, namun ini hanyalah langkah awal. Bahkan, survei terbaru kami menunjukkan bahwa 88% perusahaan sedang mengadopsi AI dalam kapasitas tertentu. Namun, perusahaan mencari bantuan yang lebih besar untuk infrastruktur data dan keterampilan mengoperasionalkan AI dan mengakses semua data mereka dengan insight pentingnya tepercaya dan tidak bias: kemudian barulah dampak transformatif sesungguhnya dari AI bisa terlihat,” ujar Remus Lim, Senior Vice President for Asia Pacific and Japan, Cloudera.
Menjawab berbagai tantangan itu, EVOLVE24 APAC menyoroti peran penting arsitektur data modern dan kelebihan dari lingkungan true hybrid cloud. Kedua elemen ini berperan penting dalam mengimplementasikan teknologi-teknologi terkini, seperti AI, guna menciptakan nilai-nilai bisnis baru maupun meningkatkan efisiensi.
Di samping itu CEO Cloudera, Charles Sansbury juga menegaskan bahwa sejak dulu hingga kini, yang ditawarkan Cloudera adalah keamanan, manajemen, dan governance data, serta total cost of ownership (TCO) terbaik.
Pengalaman True Hybrid
Strategi Cloudera untuk menghadirkan solusi true hybrid untuk pengelolaan data tak bertepuk sebelah tangan. Pasalnya, menurut Barclays CIO Survey terbaru, 83% dari CIOs memiliki rencana untuk repatriasi beban kerja (workload) di public cloud pada paruh pertama 2024, atau meningkat 34% dibanding paruh pertama 2021.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR