Penelitian terbaru ditujukan mereplikasi temuan tersebut, dan memastikan apakah sebaliknya juga bisa terjadi: Anak-anak yang gagal mengembangkan kemampuan mengelola emosi mungkin lebih rentan diberikan gadget di kemudian hari.
Penelitian ini melibatkan 315 orang tua dari anak berusia 3,5 tahun di provinsi Nova Scotia, Kanada. Selama dua tahun, para peneliti mencatat data screen time harian dan kemampuan mengontrol emosi anak-anak, dari tahun 2020 sampai 2022.
Hasilnya, lamanya anak-anak menggunakan tablet meningkat dari rata-rata 6,5 jam per minggu saat mereka berusia 3,5 tahun menjadi sekitar 7 jam per minggu saat anak-anak menginjak usia 5,5 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa penambahan screen time sekitar satu jam per hari pada anak usia 3,5 tahun berhubungan dengan peningkatan signifikan pada tingkat amarah/frustasi pada anak, setahun sesudahnya (atau pada saat mereka berusia 4,5 tahun).
Kemudian para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menunjukkan tingkat gangguan emosional yang tinggi pada usia 4,5 tahun cenderung lebih banyak menggunakan komputer tablet ketika mereka berusia 5,5 tahun. Dengan kata lain, ada hubungan antara masalah pengelolaan emosi pada usia lebih muda dan peningkatan penggunaan tablet di usia yang lebih tua.
Para peneliti pun sampai pada kesimpulan bahwa penggunaan tablet di usia dini (early childhood) dapat berkontribusi pada siklus yang merugikan bagi regulasi emosi. Dengan kata lain, penggunaan tablet sejak usia dini dapat berdampak negatif pada kemampuan mengelola emosi pada anak-anak.
Hasil penelitian ini boleh dibilang “tidak mengejutkan” karena pada umumnya anak-anak yang lebih sulit diatur cenderung mendapatkan lebih banyak screen time dari orang tuanya. Menurut para peneliti, orang tua sering menggunakan gadget untuk menenangkan anak-anak, tanpa menyadari bahwa tindakan itu justru bisa memperburuk masalah emosional pada anak.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR