Majalah TIME mengungkapkan daftar 100 tokoh paling berpengaruh di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada 2024. Dalam daftar TIME100 AI itu, ada satu perwakilan dari Indonesia yaitu Endang Aminudin Aziz (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).
TIME mengungkapkan Endang berperan besar dalam melestarikan lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia, sebuah tantangan besar mengingat banyak dari bahasa tersebut tidak memiliki sistem penulisan atau dokumentasi yang memadai.
"Endang berhasil mengatasi tantangan ini dengan bantuan model bahasa besar (LLM)," tulis TIME.
Endang juga mengembangkan alat berbasis AI untuk mengukur vitalitas bahasa lokal dan mengajak perusahaan teknologi bekerja sama dalam upaya pelestarian ini, yang ia anggap sebagai "kekayaan Indonesia."
Endang sendiri sukses menyelesaikan pendidikan S1 di Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia, S2 dan S3 di Departemen Linguistik, Monash University, Australia. Ia telah menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak Mei 2020 dan sebelumnya menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI London dari 2016 hingga 2020.
Dalam TIME100 AI 2024, Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet, menempati urutan teratas kategori pemimpin, sementara Lisa Su, CEO AMD, memimpin kategori inovator, dan Amandeep Singh Gill, Utusan Sekjen PBB untuk Teknologi, memimpin kategori pembentuk, di mana nama Endang juga termasuk.
Pesan Bos Google
Goldman Sachs memperkirakan ada 18 persen pekerjaan di seluruh dunia pada akhirnya akan digantikan teknologi AI. Apalagi, saat ini ChatGPT paling banyak digunakan untuk mendukung para pekerja di berbagai industri, membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas yang masih membutuhkan penilaian manusia.
"Saat ini, kecerdasan buatan harus dilihat sebagai alat untuk mendukung pekerja dan bukan sebagai pengganti peran mereka. Tentu saja, model bahasa prediktif dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas, sehingga memberikan lebih banyak waktu bagi pekerja untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi," kata wakil presiden senior Andrew Challenger dalam sebuah pernyataan.
CEO Google Sundar Pichai menyampaikan keprihatinannya bahwa banyak manusia yang menjadi korban PHK oleh AI. Namun, ia juga menyoroti sisi positif platform AI seperti Bard dari Google dan ChatGPT.
Pichai pun menegaskan manusia harus bisa beradaptasi dengan inovasi teknologi apa pun karena teknologi terus berkembang dan memang tujuan teknologi adalah memudahkan pekerjaan manusia dan meningkatkan keuntungan industri.
"Saya pikir manusia harus beradaptasi melihat fenomena terobosan AI. Dan kita semua mungkin perlu melakukan koreksi di area tertentu," kata Pichai seperti dikutip India Today.
Pichai menunjukkan sisi positif dari AI misalnya untuk membuat pekerjaan programmer menjadi lebih mudah.
"Saya pikir buat software engineer, ada dua hal. Salah satunya adalah beberapa pekerjaan kasar yang Anda lakukan sebagai bagian dari pemrograman akan menjadi lebih baik. Mungkin akan lebih menyenangkan. Jadi, jika Anda seorang pemrogram, seiring waktu menurut saya, akan membuatnya lebih mudah," paparnya.
Pichai juga percaya bahwa karena AI semacam ChatGPT dan Bard, pemrograman akan menjadi lebih mudah diakses oleh lebih banyak orang. Ini akan memungkinkan pengguna untuk membuat hal-hal baru.
Baca Juga: Kini Mencari Foto di Google Photos Lebih Mudah dengan Fitur AI Ini
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR