Google akan memberikan label pada gambar yang dihasilkan atau diedit oleh tool artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam hasil pencariannya. Hal itu dilakukan karena semakin banyak gambar berbasis AI yang muncul, membuat pengguna kesulitan menemukan gambar yang mereka cari. Google akan menerapkan fitur pelabelan ini dalam beberapa bulan mendatang, termasuk di Search, Google Lens, dan Circle to Search di Android.
Fitur itu juga akan digunakan dalam iklan Google dan Google pun sedang mempertimbangkan untuk menerapkannya pada video di YouTube. Google akan menggunakan metadata dari Coalition for Content Provenance and Authenticity (C2PA) untuk mengidentifikasi gambar AI. Metadata itu dapat melacak asal gambar, waktu, lokasi, serta perangkat dan software yang digunakan dalam pembuatannya.
Sejumlah perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, OpenAI, dan Adobe sudah mendukung standar ini, meskipun masih belum banyak produsen perangkat keras yang mengadopsinya. Penipuan online berbasis deepfake AI telah meningkat pesat dalam dua tahun terakhir.
Misalnya, pada Februari seorang pengusaha di Hong Kong kehilangan USD25 juta setelah ditipu melalui panggilan video deepfake. Menurut laporan Sumsub, penipuan menggunakan deepfake naik 245% secara global antara 2023 dan 2024, dengan peningkatan 303% di AS.
“Aksesibilitas publik terhadap layanan ini telah menurunkan hambatan masuk bagi penjahat dunia maya,” kata David Fairman, kepala petugas informasi dan kepala petugas keamanan APAC di Netskope kepada CNBC pada bulan Mei seperti dikutip Digital Trends.
Sementara itu Akhirnya Google menghadirkan layanan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Gemini Live untuk semua pengguna Android secara gratis. Sebelumnya, fitur itu hanya dapat diakses oleh pengguna yang berlangganan AI Gemini versi Advanced, namun sekarang terbuka untuk semua orang.
Gemini Live menawarkan interaksi percakapan real-time yang lebih alami, memungkinkan pengguna memberikan instruksi baru di tengah percakapan. Hal itu sangat berbeda dengan aplikasi Gemini reguler yang lebih kaku, di mana pengguna harus menunggu jawaban selesai sebelum bisa melanjutkan.
Untuk mengakses Gemini Live, pengguna perlu mengunduh aplikasi Gemini dari Play Store, karena layanan ini hanya tersedia untuk perangkat Android. Saat ini, fitur tersebut hanya mendukung bahasa Inggris, namun rencananya akan ada penambahan dukungan bahasa lain di masa depan.
Pengguna dapat mengaktifkan Gemini Live dengan menekan ikon sparkle di sudut kanan bawah aplikasi. Setelah diaktifkan, dua tombol – Hold dan End – akan muncul untuk mengontrol percakapan. Setelah sesi selesai, transkripsi lengkap dari percakapan akan tersedia. Namun, saat ini, Gemini Live belum mendukung ekstensi seperti Gmail, YouTube Music, atau Maps. Fitur ini dirancang untuk menawarkan percakapan yang lebih fleksibel dan responsif dibandingkan aplikasi Gemini standar.
Sementara itu Google memperkenalkan asisten AI Gemini Live yang memungkinkan pengguna saling mengobrol dalam acara Made by Google. Sebelumnya, Google memperkenalkan Gemini Live pada I/O 2024, Mei. Tidak semua orang dapat mengakses Gemini Live karena fitur ini hanya tersedia pada Gemini Advanced, versi berbayar dari AI Google.
Amar Subramanya (VP of Engineering di Google, Gemini Live) mengatakan Gemini Live akan tersedia bagi semua pengguna Gemini Advanced di berbagai perangkat Android. Peluncuran ini mungkin memerlukan waktu satu atau dua pekan untuk sepenuhnya selesai.
"Gemini Live hanya akan mendukung Bahasa Inggris, dengan rencana penambahan bahasa lain segera menyusul," katanya.
Gemini Live merupakan terobosan besar dalam teknologi asisten AI karena memungkinkan pengguna untuk melakukan percakapan yang lebih alami, bukan sekadar interaksi tanya jawab seperti sebelumnya. Dalam sesi demonstrasi, Amar memperlihatkan bagaimana Gemini Live dapat berbicara langsung dengan peserta yang hadir secara virtual. Amar juga menunjukkan bahwa Gemini dapat merespons secara fleksibel, berhenti berbicara saat disela, dan mendengarkan dengan baik.
Amar menjelaskan bahwa interaksi dengan Gemini Live terasa lebih alami dan mengalir, dibandingkan dengan cara berbicara yang bergiliran. Dia juga menyebutkan bahwa saat ini Gemini Live hanya mendukung input dan output suara, namun Google sedang mengembangkan kemampuan visual untuk asisten AI ini. Versi awal Gemini Live menyediakan delapan pilihan suara yang dapat dipilih pengguna. Pengguna ponsel Android saat ini dapat mengakses Gemini secara gratis, namun untuk menggunakan Gemini Advanced, mereka perlu berlangganan dengan biaya Rp309 ribu per bulan.
Keutamaan Gemini AI
Google Cloud juga memasukkan kemampuan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif ke dalam penawaran cloud datanya dan mematangkan kemampuan AI generatifnya hingga tersedia secara umum. Hal itu untuk membantu customer mempercepat perjalanan data-ke-AI yang multimoda, multi-engine, dan multi-cloud mereka.
Gemini di BigQuery menghadirkan pengalaman bertenaga AI seperti persiapan data, eksplorasi dan analisis, tata kelola dan keamanan di seluruh perjalanan data, serta rekomendasi cerdas untuk meningkatkan produktivitas pengguna dan mengoptimalkan biaya. Saat ini Google Cloud sedang mematangkan kemampuan yang diumumkan dalam Pratinjau di Next'24. Fitur-fitur Gemini di BigQuery kini berpindah ke ketersediaan umum, termasuk bantuan kode untuk SQL dan Python, kanvas data , serta rekomendasi partisi dan pengelompokan.
Penyedia teknologi finansial Indonesia Julo menggunakan Gemini di BigQuery untuk membantu meningkatkan efisiensi mereka saat membuat template SQL, memberikan alur kerja yang lebih baik.
“Gemini di BigQuery telah mengubah proses pembuatan kueri kami. Integrasi ke BigQuery memudahkan pembuatan template SQL dan telah membantu meningkatkan efisiensi rekayasa label dan fitur kami, termasuk kueri pemantauan model pembelajaran mesin yang penting. Kemampuan Gemini untuk memahami struktur data yang kompleks dan memberikan pertanyaan yang akurat telah membuat alur kerja kami lebih lancar dan lebih cepat dari sebelumnya.” - Martijn Wieriks, Chief Data Officer, Julo.
Wunderkind, solusi pemasaran kinerja global, menggunakan kanvas data dengan Gemini di BigQuery untuk investigasi dan eksplorasi guna membantu menyederhanakan visibilitas ke dalam kueri, menghemat waktu dan kapasitas tim data.
“Untuk segala jenis investigasi atau latihan eksplorasi yang Anda tahu akan menghasilkan banyak pertanyaan, sebenarnya tidak ada penggantinya. “Ini menghemat banyak waktu dan kapasitas mental kami” - Scott Schaen, VP Analisis, Wunderkind.
Dengan Gemini di Looker, berbagai kemampuan seperti bantuan rumus dan pembuatan slide , yang kini tersedia dalam pratinjau, para staf informasi dapat berdiskusi dengan data mereka. Sekarang Anda dapat membuat kolom kalkulasi secara cepat tanpa harus mengingat rumus yang rumit. Pembuatan slide otomatis menciptakan presentasi yang berdampak dengan ringkasan teks yang mendalam tentang data Anda.
Macquarie Bank berkolaborasi dengan Google Cloud dalam gelombang layanan perbankan digital berikutnya untuk customer mereka di Australia. Dengan menyatukan semua datanya, mereka telah mempermudah koneksi dengan teknologi AI terkini — termasuk AI generasi berikutnya — untuk memungkinkan skalabilitas dan membangun cara baru bagi nasabah untuk berinteraksi dengan layanan keuangannya.
“Deutsche Telekom membangun platform data yang dapat diskalakan secara horizontal dengan cara inovatif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis kami saat ini dan masa depan. Dengan BigQuery di pusat Ekosistem Satu Data perusahaan kami, kami menciptakan pendekatan terpadu untuk mempertahankan satu sumber kebenaran sekaligus mendorong penggunaan data yang terdesentralisasi di seluruh tim data kami,” kata Ashutosh Mishra, VP Arsitektur Data, Deutsche Telekom
Baca Juga: Snapchat Integrasikan AI untuk Perkaya Fitur dan Desain Aplikasi
Source | : | Digital Trends |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR