YouTube baru-baru ini mengumumkan kenaikan harga berlangganan YouTube Premium di beberapa negara, termasuk di Eropa dan Asia. Negara-negara yang terdampak di Eropa antara lain Irlandia, Belanda, Italia, Belgia, Swiss, Denmark, Swedia, Norwegia, dan Republik Ceko.
Di Asia, negara-negara yang mengalami kenaikan harga YouTube Premium termasuk Singapura, Uni Emirat Arab, Malaysia, Arab Saudi, Indonesia, dan Thailand. Kolombia juga turut merasakan dampak kenaikan ini.
Di Indonesia, harga paket individu YouTube Premium naik dari Rp59.000 menjadi Rp69.000 per bulan, sementara paket keluarga melonjak dari Rp99.000 menjadi Rp139.000 per bulan. Hal itu berarti kenaikan sekitar 17 persen untuk paket individu dan hampir 40 persen untuk paket keluarga.
Kenaikan harga ini sebenarnya bukan hal baru, karena sebelumnya juga terjadi di negara lain. Meski begitu, banyak pengguna merasa harga yang baru ini sudah terlalu tinggi, dan mempertanyakan nilai layanan yang diberikan. Salah satu pengguna di Denmark bahkan menyebut YouTube kini menjadi layanan streaming termahal, melebihi biaya gabungan Amazon Prime, Netflix, dan HBO.
Google beralasan bahwa kenaikan harga ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan dan mendukung para kreator konten. Namun, banyak pelanggan merasa alasan tersebut kurang memuaskan, mengingat biaya yang semakin mahal.
Ironisnya, pengguna yang berlangganan melalui Apple mengalami kenaikan harga yang lebih besar, hingga 60 persen, karena adanya biaya tambahan dari platform tersebut. Dengan kenaikan ini, kemungkinan beberapa pelanggan akan beralih ke layanan streaming lain yang lebih terjangkau, menempatkan Google pada risiko kehilangan pangsa pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.
Baca Juga: Google Anggarkan Rp1,8 Triliun Berikan Pelatihan AI di Dunia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR