Microsoft berkomitmen meningkatkan keamanan cloud dengan menghapus sekitar 730.000 aplikasi yang tak aktif dan menonaktifkan 5,75 juta tenant yang tidak lagi digunakan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas setelah terjadinya sejumlah serangan siber.
Secure Future Initiative (SFI) mengungkapkan Microsoft melakukan pembersihan besar-besaran di infrastruktur cloud termasuk penghapusan aplikasi dan tenant yang tidak aktif. Selain itu, Microsoft juga memperkuat proses keamanan identitas dan otentikasi guna melindungi dari ancaman siber.
"Ada 34.000 insinyur dilibatkan dalam SFI dan menjadikannya proyek keamanan siber terbesar dalam sejarah," kata Charlie Bell, (Wakil Presiden Eksekutif Keamanan Microsoft).
Program SFI ini dimulai pada November 2023, setelah insiden keamanan besar yang melibatkan peretasan oleh kelompok Storm-0558 dari Tiongkok dan Midnight Blizzard dari Rusia. Insiden tersebut mengakibatkan akses ilegal ke akun email pejabat pemerintah AS yang terlibat dalam hubungan diplomatik dengan Tiongkok.
Dalam laporannya, Bell menyoroti enam fokus utama untuk meningkatkan keamanan cloud Microsoft, termasuk penguatan identitas, perlindungan tenant cloud, keamanan jaringan, serta deteksi dan respons terhadap ancaman.
Microsoft juga menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat dalam pengembangan perangkat lunak, seperti memperpendek masa berlaku token akses dan menghapus aplikasi yang tidak diperlukan guna mengurangi potensi serangan siber.
“Jaringan virtual dengan konektivitas backend diisolasi dari jaringan utama Microsoft dan tunduk pada tinjauan keamanan menyeluruh untuk mengurangi pergerakan lateral," kata Bell.
Baca Juga: Samsung Optimistis Pengguna Galaxy AI Tembus 200 Juta Akhir 2024
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR